Bantuan Dasco untuk Warga Periuk Kota Cilegon Jadi Sorotan, Aktivis: Gubernur Banten Harusnya Turun Duluan

Respons cepat Wakil Ketua DPR RI dan tokoh senior Partai Gerindra, Sufmi Dasco Ahmad, dalam membantu warga Lapak Kampung Periuk, Kelurahan Sukmajaya, Kecamatan Jombang, Kota Cilegon, kembali menuai sorotan publik. Kali ini, kritik datang dari aktivis politik Rahman Simatupang, yang menilai langkah Dasco merupakan “tamparan keras” bagi Gubernur Banten Andra Soni, yang juga sama-sama berasal dari Partai Gerindra.

Menurut Rahman, apa yang terjadi di Kampung Periuk semestinya masuk kategori persoalan mendasar yang bisa ditangani langsung oleh pemerintah daerah tanpa perlu menunggu intervensi dari tokoh nasional seperti Dasco. Ia menilai kehadiran Dasco menolong warga pemulung di kawasan tersebut menunjukkan adanya kekosongan peran pemerintah provinsi maupun kota.

“Bagaimana mungkin seorang tokoh setingkat Sufmi Dasco Ahmad yang super sibuk masih harus turun tangan membantu warga Lapak Kampung Periuk? Ini jelas tamparan keras buat Gubernur Banten Andra Soni,” tegas Rahman, Senin (24/11/2025).

Ia menambahkan, Andra Soni yang merupakan kader Gerindra sekaligus pernah berada dalam lingkaran pembinaan langsung Dasco, seharusnya merasa malu melihat gurunya turun tangan menyelesaikan persoalan yang seharusnya bisa ia atasi.

“Ini ironi. Seorang junior membiarkan seniornya yang punya tugas nasional turun langsung ke lapangan mengurusi masalah warga kecil yang justru jadi kewenangan pemerintah daerah. Andra Soni semestinya peka,” ujarnya.

Warga Lapak Kampung Periuk mayoritas bekerja sebagai pemulung. Mereka tinggal di kawasan yang penuh keterbatasan—akses air terbatas, sanitasi minim, keamanan tidak terjamin, dan kondisi tempat tinggal kerap tidak layak huni. Persoalan ini sudah berlangsung bertahun-tahun, namun solusi permanen tidak kunjung hadir.

Baca juga:  PPJNA 98 Apresiasi Dasco Terima Tanda Jasa Bintang Republik Indonesia Utama dari Presiden Prabowo

Ketika kondisi warga makin memprihatinkan, datanglah respons dari Dasco melalui operasi senyap yang dilakukan bersama para relawan. Beberapa warga mengaku baru kali ini mereka merasakan langsung kehadiran negara dalam bentuk bantuan nyata dan penyelesaian cepat.

“Pak Dasco datang bukan buat pencitraan. Tiba-tiba sudah ada tindakan, sudah ada bantuan, sudah ada solusi,” kata seorang warga dengan nada haru.

Menurut Rahman Simatupang, kehadiran Dasco justru menegaskan bahwa pemerintah provinsi dan kota selama ini tidak sigap membaca persoalan di lapangan.

“Pemulung adalah bagian dari warga yang juga berhak atas perhatian. Jika persoalan mereka dibiarkan, itu bukan hanya soal kemiskinan, tetapi soal empati dan kehadiran negara. Yang turun justru tokoh nasional, bukan kepala daerah. Ini tidak wajar,” katanya.

Ia juga menyinggung Andra Soni yang seharusnya menjadikan kejadian ini sebagai alarm dini bahwa masyarakat membutuhkan dirinya hadir secara nyata, bukan sekadar melalui program seremonial atau pernyataan politik.

Nama Sufmi Dasco Ahmad dikenal sebagai tangan kanan Presiden Prabowo Subianto dan tokoh yang menjadi motor penggerak partai dalam berbagai operasi kemanusiaan maupun penanganan masalah warga di daerah. Meski disibukkan agenda nasional, Dasco kerap turun langsung membantu masyarakat akar rumput.

Rahman menilai jejak ini menunjukkan bahwa Dasco bukan hanya tokoh politik, tetapi juga pemimpin lapangan yang mampu membaca denyut nadi rakyat.

“Bayangkan, di tengah kesibukan luar biasa di tingkat pusat, Pak Dasco masih memikirkan warga kecil. Ini membuat publik semakin membandingkan kualitas kepemimpinan beliau dengan para kepala daerah yang notabene lebih dekat dengan wilayah,” ujarnya.

Baca juga:  Sebut Ada Kejanggalan Gelar Profesor Dasco, PPJNA 98: Tempo Jangan Menyebarkan Fitnah

Menurut Rahman, kejadian ini harus menjadi bahan refleksi bagi Gubernur Andra Soni agar tidak larut dalam kenyamanan jabatan. Ekspektasi masyarakat Banten sangat besar terhadapnya, apalagi ia memimpin daerah dengan kerumitan persoalan sosial dan ekonomi yang tidak sederhana.

“Kalau persoalan pemulung saja harus menunggu Dasco, bagaimana dengan persoalan besar lain seperti pengangguran, limbah industri, kemiskinan ekstrem, atau persoalan pendidikan? Ini warning keras,” tutur Rahman.

Respons cepat Dasco menuai pujian luas di media sosial. Namun di sisi lain, banyak yang menilai kondisi seperti ini tidak boleh berulang. Pemerintah daerah harus mengambil peran utama, bukan menyerahkannya kepada tokoh pusat.

Rahman menegaskan bahwa solusi struktural harus dibangun, bukan sekadar bantuan insidental.

“Pak Dasco hadir, itu bagus. Tetapi yang harus hadir seterusnya adalah pemerintah daerah. Kuncinya ada di Andra Soni,” katanya.

Pengamat Rohmat Widodo menilai kritik seperti ini akan semakin sering muncul jika pemerintah provinsi tidak memperkuat respons terhadap persoalan kerakyatan. Apalagi Banten kini masuk sorotan nasional terkait masalah kemiskinan, pengangguran, gizi buruk, hingga sengketa tata ruang.

Jika Gubernur Andra Soni tidak segera membenahi respons dan komunikasi publiknya, bukan tidak mungkin dinamika politik Banten akan semakin memanas dan membuka ruang bagi tokoh-tokoh lain yang dianggap lebih responsif.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News