Desa Sumberdadi, Kecamatan Mantup, Kabupaten Lamongan menggelar perayaan besar dalam rangka memperingati Hari Santri Nasional, Tasyakuran Sedekah Bumi, serta Hari Jadi Desa Sumberdadi, Senin (27/10/2025).
Tiga momentum bersejarah ini dirayakan secara bersamaan sebagai bentuk rasa syukur kepada Allah SWT atas segala karunia dan keberkahan yang telah diberikan kepada masyarakat Sumberdadi.
Hadir dalam acara tersebut Camat Mantup yang baru menjabat, Ilyas, S.Kep., Ns., Kapolsek Mantup AKP Kharis Ubaidilah, S.Sos., Danramil 0812/09 Kapten Kav Nur Chodjim beserta jajaran, serta seluruh unsur Forkopimcam dan para kepala desa se-Kecamatan Mantup.
Kegiatan berlangsung meriah dari pagi hingga dini hari, menandakan kecintaan masyarakat terhadap agama, bangsa, dan tradisi leluhur. Rangkaian acara diawali dengan pawai ta’aruf yang diikuti oleh para santri dari TPQ, MI, Fatayat, guru Madin, serta perangkat desa. Mereka berkeliling desa sambil mengumandangkan sholawat Nabi, menciptakan suasana religius dan penuh kebersamaan.
Kepala Desa Sumberdadi, Giono, dalam sambutannya menyampaikan bahwa kegiatan ini akan terus diupayakan menjadi agenda tahunan sebagai wujud rasa syukur dan cinta masyarakat terhadap Allah SWT.
“Masyarakat Desa Sumberdadi hidup aman, sejahtera, gemah ripah loh jinawi. Kami sangat berterima kasih kepada para santri dan guru Madin yang telah mencetak generasi emas yang sholeh dan sholehah untuk masa depan,” ujarnya.
Sementara itu, Camat Mantup Ilyas berharap ke depan dapat membawa Kecamatan Mantup menjadi wilayah yang lebih baik dan sejahtera.
“Kami ingin selalu hadir di tengah masyarakat, memberikan solusi atas setiap persoalan, termasuk di bidang pertanian. Saat ini harga pupuk sudah turun 20 persen, semoga petani kita makin makmur,” pungkasnya.
Acara ditutup dengan doa bersama yang dipimpin oleh tokoh agama
Modin Sunardi, S.P., disertai pemotongan nasi tumpeng sebagai simbol kemakmuran dan harapan akan keberkahan bagi seluruh warga.
Sebagai penutup malam, masyarakat Sumberdadi dihibur dengan pagelaran seni ludruk “Budhi Wijaya”, sebagai bentuk pelestarian budaya lokal di tengah gempuran budaya modern. Pewarta: Hadi Hoy





