Budayawan Mohamad Sobary, menilai bahwa kehidupan mantan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan keluarganya kini berada dalam situasi yang penuh keterasingan sosial dan kehilangan makna di mata rakyat.
Menurut Sobary, gelombang ketidakpuasan publik terhadap Jokowi dan keluarganya semakin terasa di berbagai daerah. Ia menyebut seruan “adili Jokowi” dan “jungkirkan Gibran” kini kembali menggema di ruang-ruang publik.
“Hidup dalam meaninglessness. Hidupnya Jokowi sudah tidak punya makna lagi. Satu keluarga sudah dianggap musuh rakyat,” ujar Sobary dalam pernyataannya, Senin (27/10/2025).
Ia kemudian menyoroti posisi moral seorang ayah ketika rakyat yang dulu mendukungnya kini justru menuntut pertanggungjawaban.
“Bung, bagaimana rasa bangga seorang ayah ketika dirinya dikejar-kejar oleh rakyat? Itu namanya tinggal sepah,” ucapnya dengan nada prihatin.
Sobary menggambarkan bahwa Jokowi kini seperti manusia yang kehilangan nilai kemanusiaannya, tinggal bayangan dari masa kejayaan yang telah berlalu.
“Jokowi sebagai manusia dan kemanusiaannya sudah hilang. Yang ada hanyalah sepah — sepi, sepoh, sepah, samun. Hidup dalam meaninglessness, tidak ada happiness,” tambahnya.
Pernyataan keras Sobary ini menambah panjang daftar kritik dari kalangan budayawan terhadap perilaku politik dan langkah-langkah Jokowi di masa pasca-kepresidenannya, terutama terkait dinamika politik yang melibatkan putranya, Gibran Rakabuming Raka, yang kini menjabat sebagai Wakil Presiden.





