Pengerjaan rabat beton di Dusun Banjaranyar, Desa Lopang, Kecamatan Kembangbahu, Kabupaten Lamongan, menuai sorotan. Proyek yang menggunakan anggaran Dana Desa (DD) tahun 2025 senilai Rp80 juta itu diduga dikerjakan secara kurang profesional.
Rabat beton dengan panjang 91 meter, lebar 3 meter, dan tinggi 0,20 meter tersebut seharusnya menjadi sarana vital untuk memperlancar akses transportasi warga. Namun, sebelum resmi digunakan oleh masyarakat, kondisi fisiknya sudah mengalami keretakan di beberapa titik.
Sejumlah warga menilai, kualitas pengerjaan proyek yang dilaksanakan oleh Tim Pelaksana (Timlak) Desa Lopang itu tidak sesuai dengan Rencana Anggaran Biaya (RAB). “Baru selesai, belum dilewati kendaraan, tapi sudah retak. Bagaimana nanti kalau sudah dipakai warga?” ujar salah satu warga yang enggan disebut namanya.
Menanggapi hal itu, pihak Timlak Desa Lopang berdalih bahwa keretakan rabat beton tersebut terjadi akibat dampak gempa yang berpusat di Banyuwangi beberapa waktu lalu. Namun, alasan tersebut justru menuai tanda tanya dari masyarakat karena dinilai tidak masuk akal.
Sementara itu, Kepala Desa Lopang yang berinisial S belum memberikan klarifikasi resmi. Saat dikonfirmasi melalui pesan WhatsApp, sang kades hanya merespons dengan emoji 😭 tanpa penjelasan lebih lanjut. Ketika awak media mendatangi kantor desa, yang bersangkutan juga tidak berada di tempat.
Hingga berita ini diturunkan, belum ada tanggapan resmi dari pihak Pemerintah Desa Lopang terkait kondisi proyek rabat beton yang telah menelan anggaran puluhan juta rupiah tersebut. Pewarta: Hadi Hoy