Ratusan warga Desa Karangasem Timur (Kartim), Kecamatan Citeureup, Kabupaten Bogor, menggelar aksi unjuk rasa di depan area pabrik PT Roda Vivatex Tbk, Rabu (15/10/2025) pagi. Aksi tersebut berujung pada penyegelan pintu gerbang perusahaan oleh warga yang menuntut agar pihak perusahaan menyediakan lahan seluas 1 hektare untuk kepentingan umum desa.
Warga yang didukung oleh Karang Taruna setempat meminta agar lahan tersebut digunakan sebagai fasilitas publik, di antaranya tanah pemakaman umum, tempat pembuangan sampah, serta lokasi pembangunan kantor desa baru.
Aksi yang semula berlangsung damai berubah ricuh setelah sejumlah peserta demonstrasi menyalakan petasan di depan pintu masuk pabrik. Situasi semakin memanas ketika warga akhirnya menyegel pintu gerbang utama, menyebabkan aktivitas perusahaan terhenti dan sejumlah truk kontainer bermuatan bahan baku ban tertahan di dalam area pabrik.
Usai penyegelan, massa aksi membubarkan diri. Namun akibatnya, aktivitas logistik perusahaan lumpuh total. Para sopir truk yang terjebak di dalam area pabrik mengaku telah tertahan selama enam hari sejak aksi pertama warga pada Jumat (10/10) lalu.
“Kami dan truk kami sudah tertahan enam hari, tidak bisa ke mana-mana dan tidak bisa bekerja. Kami hanya pekerja, tidak tahu masalahnya apa. Kami mohon agar pihak terkait segera membuka gerbang supaya bisa keluar dan bekerja lagi,” ungkap salah satu sopir di lokasi.
Aksi warga tersebut mendapat pengawalan ketat dari aparat gabungan Polsek dan Koramil Citeureup. Puluhan personel polisi dan TNI tampak berjaga untuk mengantisipasi kemungkinan bentrokan.
Kepala Desa Karangasem Timur, Sony Priyanto, menyebut bahwa tuntutan warga memiliki dasar kuat.
Menurutnya, PT Roda Vivatex Tbk telah menempati lahan yang status hukumnya bermasalah, karena izin Hak Guna Bangunan (HGB) dan Hak Guna Usaha (HGU) perusahaan diketahui telah habis sejak tahun 2012.
“Harusnya Vivatex sudah menyerahkan lahan tersebut kepada pemerintah. Tapi sampai sekarang, mereka masih menguasai belasan hektare lahan itu,” ujarnya kepada wartawan.
Hingga berita ini diterbitkan, pihak manajemen PT Roda Vivatex Tbk belum memberikan keterangan resmi terkait aksi penyegelan dan tuntutan warga. Pimpinan perusahaan dikabarkan sulit ditemui.