Dapat Jempol dari Presiden Donald Trump, PPJNA 98: Prabowo Terbukti Jadi Tokoh Perdamaian Dunia

Sebuah peristiwa diplomatik menarik perhatian dunia internasional ketika Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, secara terbuka memberikan jempol kepada Presiden Indonesia Prabowo Subianto dalam pertemuan di Mesir. Momen itu disebut sebagai simbol pengakuan dunia terhadap peran besar Prabowo dalam menjaga stabilitas dan perdamaian internasional.

Ketua Umum Perhimpunan Pergerakan Jaringan Nasional Aktivis 98 (PPJNA 98), Anto Kusumayuda, menilai bahwa apresiasi dari Presiden Trump bukanlah hal yang kebetulan. Ia menegaskan bahwa langkah-langkah diplomasi Presiden Prabowo dalam satu tahun terakhir telah menjadikan Indonesia sebagai “poros penenang” dalam berbagai konflik global, termasuk di Timur Tengah.

“Dapat jempol dari Donald Trump itu bukan sekadar gestur. Itu pengakuan simbolik bahwa Prabowo telah menjadi figur yang membawa damai di tengah turbulensi geopolitik dunia,” ujar Anto Kusumayuda dalam pernyataannya di Jakarta, Selasa (14/10/2025).

Menurut Anto, sikap Amerika Serikat yang sebelumnya cenderung skeptis terhadap tokoh-tokoh militer dari Asia berubah signifikan setelah melihat pendekatan Prabowo dalam isu perdamaian di Gaza, Laut Merah, dan hubungan antar-negara Arab. Dalam pandangannya, Prabowo berhasil mengombinasikan ketegasan militer dengan diplomasi empatik, yang menjadi ciri khas kepemimpinan Indonesia di bawah dirinya.

“Ketika negara-negara besar memilih jalur konfrontatif, Prabowo justru datang dengan narasi keadilan dan kemanusiaan. Itu yang membuat banyak pemimpin dunia, termasuk Trump, terkesan dan memberi penghormatan,” lanjut Anto.

Dalam kesempatan yang sama di Kairo, Presiden Donald Trump dikabarkan menyampaikan pujian langsung kepada Prabowo. Dalam pernyataan resminya, Trump menyebut Prabowo sebagai “a man of peace and strength” — seorang tokoh perdamaian yang kuat dan berani. Ia menilai bahwa kepemimpinan Prabowo telah membuka ruang baru bagi dialog lintas negara yang selama ini tertutup. “Prabowo has shown the world that true power is not about war, but about peace with honor,” ucap Trump, sebagaimana dikutip dari beberapa media internasional.

Pernyataan Trump tersebut segera menjadi viral dan memicu diskusi luas di berbagai kalangan. Banyak pengamat menyebutnya sebagai milestone penting bagi diplomasi Indonesia, terutama setelah selama beberapa dekade Indonesia lebih dikenal sebagai pemain regional, bukan aktor global.

Anto Kusumayuda menjelaskan, pengakuan dari Trump melengkapi serangkaian penghargaan dan apresiasi yang telah diterima Prabowo dalam satu tahun terakhir. Sejumlah lembaga internasional seperti Arab League Peace Council dan African Union Diplomatic Forum juga menilai langkah diplomatik Indonesia berhasil meredakan ketegangan antar-negara di Timur Tengah dan Afrika Utara. “Prabowo tidak hanya bicara tentang kepentingan nasional, tetapi juga kepentingan umat manusia. Itu nilai universal yang kini dirindukan dunia,” tutur Anto.

Ia juga menilai bahwa kehadiran Prabowo di Mesir bukan sekadar kunjungan kenegaraan, tetapi juga bagian dari misi global Indonesia untuk mengembalikan peran aktif negara-negara Non-Blok. Menurutnya, Prabowo telah menghidupkan kembali semangat Konferensi Asia-Afrika (KAA) yang dulu digaungkan oleh Sukarno.

Di bawah kepemimpinan Prabowo, Indonesia disebut tengah mengalami kebangkitan dalam panggung diplomasi global. Anto menilai bahwa langkah-langkah strategis Presiden Prabowo—mulai dari pendekatan bilateral ke Timur Tengah, Asia Selatan, hingga Eropa Timur—membuktikan bahwa Indonesia tidak lagi menjadi penonton dalam dinamika internasional, melainkan pemain aktif. “Kita melihat bagaimana dunia kini mendengar suara Indonesia. Dari Washington hingga Kairo, dari Riyadh hingga Berlin, nama Prabowo kini identik dengan perdamaian, stabilitas, dan keberanian moral,” tegasnya.

Anto juga mengingatkan bahwa apresiasi internasional ini seharusnya menjadi cambuk bagi bangsa Indonesia untuk lebih percaya diri. Ia menyerukan agar masyarakat tidak lagi terjebak dalam perdebatan politik domestik yang sempit, tetapi bersama-sama mendukung kebijakan luar negeri yang berorientasi pada perdamaian dan kemanusiaan. “Kalau Donald Trump saja memberikan jempol untuk Presiden kita, masak kita sendiri masih ragu mendukung arah besar bangsa ini?” tutup Anto dengan nada optimistis.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News