Pengamat geopolitik dan intelijen, Amir Hamzah, menilai Wakil Ketua DPR Sufmi Dasco Ahmad layak dianugerahi Tanda Jasa Bintang Republik Indonesia Utama oleh Presiden Prabowo Subianto. Menurutnya, kontribusi Dasco dalam menjaga stabilitas politik nasional menjadikan dirinya sosok yang berperan besar sebagai penengah, mediator, sekaligus pengelola konflik politik di tingkat nasional.
Amir menjelaskan, pasca Pemilu 2024, dinamika politik nasional sangat cair dan rawan gesekan. Namun dalam kondisi seperti itu, Dasco muncul sebagai figur yang mampu mengelola perbedaan. Ia tidak hanya menjaga soliditas koalisi, tetapi juga menjalin komunikasi efektif dengan oposisi, serikat buruh, pelaku usaha, hingga masyarakat sipil. “Dalam dua tahun terakhir, Dasco menjadi problem solver. Tensi politik bisa diredam, agenda pemerintahan berjalan lebih tertata, dan konflik besar bisa dihindari,” ujarnya.
Menurut Amir, ada tiga aspek penting yang membuat Dasco menonjol. Pertama, ia berperan sebagai arsitek komunikasi lintas fraksi dengan rutin menggelar forum konsolidasi antarpartai. Langkah ini meminimalkan potensi deadlock saat pembahasan isu-isu strategis di parlemen. Kedua, Dasco tampil sebagai mediator kebijakan, terutama pada isu-isu krusial seperti tata kelola subsidi, reformasi fiskal, dan regulasi ekonomi digital. Perannya membuat kebijakan tidak terjebak pada pertarungan politik semata, melainkan berbasis data dan kepentingan rakyat. Ketiga, Dasco juga mampu melakukan de-eskalasi konflik sosial-politik. Setiap kali muncul gesekan di masyarakat, ia segera menghubungkan parlemen dengan aparat keamanan dan kelompok sipil untuk mencegah meluasnya ketegangan.
“Agenda pemerintah bisa saja melaju cepat, tetapi kalau relnya bengkok, kereta akan anjlok. Nah, Dasco memastikan rel itu tetap lurus,” kata Amir, Senin (25/8/2025).
Catatan konkret yang memperlihatkan kiprah Dasco juga terlihat dalam kasus sengketa royalti antara komposer dan penyanyi. Melalui inisiatifnya, DPR membuka forum dengar pendapat, menghadirkan semua pihak, dan menyiapkan peta jalan penyelesaian. Hasilnya, perdebatan panas di ruang publik mereda dan ada titik temu menuju sistem yang lebih transparan.
Amir menambahkan, Bintang Republik Indonesia Utama memang selayaknya diberikan kepada tokoh yang berkontribusi besar terhadap kepentingan nasional, termasuk dalam menjaga ketatanegaraan dan stabilitas demokrasi. “Stabilitas bukan hanya absennya keributan. Ada seni mendengar, seni bernegosiasi, dan manajemen konflik. Itu semua kerja keras yang jarang terlihat, tapi hasilnya nyata,” tegasnya.
Indikator keberhasilan Dasco, menurut Amir, bisa dilihat dari menurunnya frekuensi kebuntuan legislasi, meningkatnya partisipasi publik dalam rapat-rapat DPR, serta meredanya isu-isu sensitif di masyarakat berkat mediasi yang dilakukan parlemen. Semua itu, katanya, membuktikan bahwa stabilitas politik bukan sekadar narasi, melainkan sesuatu yang dihasilkan melalui kerja nyata.
Hingga berita ini diturunkan, belum ada tanggapan resmi dari Istana maupun Sufmi Dasco Ahmad mengenai usulan penghargaan tersebut. Namun, beberapa anggota DPR yang dihubungi menyebut bahwa gagasan memberi penghargaan kepada tokoh parlemen memang patut dipertimbangkan sebagai tradisi baru dalam memberi apresiasi pada penjaga stabilitas politik.
“Apapun keputusan akhir Presiden, pesan utamanya jelas: politik yang dewasa harus dirayakan. Figur seperti Dasco yang menjaga konsensus nasional layak mendapat pengakuan negara,” pungkas Amir Hamzah.