Akademisi Lamongan Ati’ul Impartina Raih Doktor dengan Inovasi Instrumen Kesiapan Sekolah Anak

Kabar menggembirakan datang dari dunia pendidikan anak usia dini. Dr. Ati’ul Impartina, akademisi Universitas Muhammadiyah Lamongan, berhasil mengembangkan Instrumen Kesiapan Sekolah (School Readiness) khusus bagi anak-anak prasekolah. Penelitian ini mengantarkan dirinya meraih gelar Doktor Ilmu Kesehatan Masyarakat setelah menuntaskan Ujian Terbuka Promosi Doktor di Program S3 Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran, Universitas Sebelas Maret (UNS), Jumat (22/8/2025).

Hingga kini, Indonesia belum memiliki alat ukur baku untuk menilai kesiapan anak masuk sekolah. Temuan Dr. Ati’ul menjadi terobosan penting, sekaligus jawaban atas pertanyaan banyak orangtua: “Apakah anak saya sudah siap masuk TK atau SD?”

Baca juga:  Aqiqah Anak Sultan di Dusun Doro Lamongan: Paduan Rasa Syukur, Nilai Luhur, dan Meriahnya Budaya Tradisional

Disertasi berjudul Pengembangan Instrumen Kesiapan Sekolah (School Readiness) Anak Prasekolah bagi Orangtua itu menitikberatkan pada lima aspek utama: kesiapan bahasa, fisik, kognitif, sosial-emosional, serta peran orangtua dan guru.

“Tujuannya adalah menciptakan transisi belajar yang menyenangkan dan bebas tekanan. Dengan instrumen ini, orangtua tidak perlu lagi menebak-nebak, tapi bisa menilai kesiapan anak secara objektif,” ujar Dr. Ati’ul, Minggu (24/8/2025).

Prof. Dr. dr. Harsono Salimo, SpA(K), staf pengajar Ilmu Kesehatan Anak FK UNS sekaligus promotor penelitian, menilai temuan ini sangat relevan. “Tidak semua anak usia sekolah otomatis siap masuk pembelajaran formal. Instrumen ini penting agar proses penerimaan peserta didik baru lebih terarah dan sesuai kebutuhan anak,” jelasnya.

Baca juga:  Sekdes Baru Dilantik, Desa Blawi Diminta Tancap Gas Tingkatkan Pelayanan Publik

Instrumen ini diharapkan tidak hanya dipakai di lingkungan Universitas Muhammadiyah Lamongan, tetapi juga dapat diadopsi oleh Dinas Pendidikan, Dinas Kesehatan, hingga lembaga pendidikan di tingkat kabupaten/kota, provinsi, bahkan nasional.

Langkah inovatif ini menjadi bukti bahwa kontribusi akademik dari daerah seperti Lamongan mampu memberi dampak besar bagi sistem pendidikan Indonesia. Pewarta: Hadi Hoy

 

Simak berita dan artikel lainnya di Google News