Surat Terbuka untuk Walikota Pekalongan

Terkait Tragedi Kemanusiaan Meninggalnya Nasabah Korban BMT Mitra Umat Pekalongan

Kepada Yth.
Walikota Pekalongan
Achmad Afzan Arslan Djunaid
di Balai Rakyat kota Pekalongan

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Bapak Walikota yang terhormat.
Hari ini bagi kami, Pekalongan sedang berduka. Seorang warga kota ini; alm. Abbas, seorang korban BMT Mitra Umat Pekalongan yang selama ini berjuang menuntut kembali uang hasil jerih payahnya, menghembuskan napas terakhir hari Minggu 10 Agustus kemarin. Alm. meninggal dunia tanpa sempat melihat keadilan berdiri tegak, tanpa sempat merasakan realisasi janji yang pernah Anda ucapkan di hadapan perwakilan nasabah saat audiensi; bahwa Anda akan membantu menyelesaikan permasalahan ini.

Duka kami bercampur dengan rasa pahit yang tak terkatakan. Betapa beratnya kami menerima kenyataan sulitnya perjuangan kami mencari keadilan atas hak kami sendiri, sudah banyak korban yang nelangsa bahkan pergi dalam kesunyian, menahan luka batin akibat dibohongi, ditipu dan diambil haknya. Kami hanya bisa berteriak di ruang hati kami sendiri karena ketika keadilan kami cari, tak satupun yang beranjak membantu kami. Anda dan semua pemegang wewenang birokrasi dan hukum di kota ini seolah jadi penonton kedholiman yang nyata ini. Kami bertanya-tanya, apakah kematian salah satu nasabah kali ini tidak jua mengetuk hati Anda? Setelah tragedi yang sama sebelumnya Anda juga diam saja??

Kami masih ingat janji Anda pak, janji yang dulu menjadi secercah harapan di tengah gelapnya nasib ribuan korban. Namun kini, yang kami lihat adalah masalah yang terus menggantung, seolah dibiarkan berjalan tanpa arah, sementara korban semakin merana dengan ketidakjelasan penyelesaian kasus penggelapan dan penipuan oleh BMT Mitra Umat Pekalongan

Pak Wali,
Ini bukan sekadar tentang uang yang hilang. Ini tentang harga diri, keadilan, dan kemanusiaan. Kami para korban adalah warga ber-KTP kota Pekalongan yang Anda pimpin, taat membayar pajak, dan berharap mendapat perlindungan dari pemerintah. Tapi yang kami rasakan kini adalah kesunyian sikap Anda pak, seakan kami bukan bagian dari warga Anda yang layak diperjuangkan.

Kami memohon, sekaligus menuntut:

1. Transparansi langkah dan kebijakan pemerintah kota dalam menangani kasus ini. Apa rencana dan tindakan yang sudah Anda dilakukan sebagai Walikota?
2. Transparansi koordinasi intensif Walikota dengan kepolisian, OJK, Kementerian Koperasi, dan pihak terkait untuk mempercepat penyelesaian, apakah sudah dilakukan atau belum atau malah tidak ada rencana untuk hal ini?
3. Pendampingan hukum dan psikososial bagi korban, khususnya yang lemah secara ekonomi dan kesehatan. Sudahkah hal ini dilakukan? Kapan dan berapa korban yang sudah didampingi?
4. Pertanggungjawaban moral atas janji yang telah diucapkan pada tanggal 27 Juni 2024.

Pak Wali, seorang pemimpin sejati tidak akan menunggu badai reda, tetapi berdiri di garda depan untuk melindungi rakyatnya. Kami berharap Anda memilih keberpihakan kepada warga, bukan menjadi penonton di pinggir lapangan.

Sebelum ada korban berikutnya, sebelum duka semakin dalam, lakukanlah langkah nyata. Bukan esok, bukan lusa, tetapi sekarang.

Kami tidak ada maksud memojokkan atau membuat malu pak Wali, justru kami mengingatkan, ngilengke janji anda sendiri pak, agar dituntaskan di dunia ini daripada kelak di akhirat.
Terimakasih.

Pekalongan 12 Agustus 2025
Hormat kami,
Paguyuban Nasabah Korban BMT Mitra Umat Pekalongan

Simak berita dan artikel lainnya di Google News