Kemunculan isu Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) dipakai jualan kelompok tertentu dan untuk menutupi kasus bos Agung Sedayu Group Sugianto Kusuma alias Aguan yang mendapat sorotan seluruh rakyat Indonesia.
Demikian dikatakan pengamat politik Muslim Arbi dalam pernyataan kepada redaksi www.suaranasional.com, Rabu (5/2/2025). “Kelompok tertentu yang memunculkan isu HTI tidak pernah bersuara kasus Aguan,” jelasnya.
Kata Muslim, di saat kelangkaan elpiji gas 3 kg kelompok tertentu ini memunculkan isu HTI. “Kelompok ini tidak ikut mengkritisi kelangkaan gas elpiji 3kg,” papar Muslim.
Salah satu modus utama dalam penggunaan isu HTI adalah sebagai alat untuk menyerang lawan politik. Dengan menempelkan label “HTI” kepada individu, kelompok, atau partai tertentu, lawan politik berupaya mendeligitimasi pihak tersebut di hadapan publik.
“Isu HTI kerap digunakan untuk memberikan stigma “anti-NKRI” kepada lawan politik yang memiliki agenda Islam atau bahkan hanya memiliki basis massa Muslim yang kuat. Dengan menyematkan label ini, lawan politik dihadapkan pada dilema: jika membantah, ia tetap akan diserang dengan tuduhan berafiliasi dengan HTI, tetapi jika diam, narasi tersebut akan terus mengakar,” paparnya.
Muslim mengatakan, masyarakat Indonesia sudah mengetahui kemunculan isu HTI untuk menutupi kasus lain. “Rakyat Indonesia sudah cerdas tidak terpengaruh permaian isu HTI,” pungkasnya.