Oleh : Ahmad Khozinudin, S.H, Advokat, Koordinator Tim Advokasi Melawan Oligarki Rakus Perampas Tanah Rakyat (TA-MOR-PTR)
Dalam tulisan yang lalu, penulis menegaskan keanehan jika masih ada yang berpihak kepada PIK-2, berpihak kepada AGUAN. Dipastikan, pihak yang membela Aguan adalah salah satu dari beberapa orang dengan jenis sebagai berikut:
Pertama, Karyawan PIK-2, baik di level direksi atau bawahan. Mereka, sebenarnya bukan membela AGUAN melainkan membela pekerjaannya. Namun sayang, hanya karena pekerjaan rela berbuat tega, melihat kesengsaraan dan penindasan yang menimpa Rakyat Banten akibat proyek PIK-2.
Kedua, orang yang dibayar untuk tugas tertentu membela AGUAN, baik sebagai konsultan hukum, konsultan media, konsultan PR, Buzzer dan influencer. Orang semacam ini, menggonggong karena diberi tulang. Kalau tidak ada tulang, niscaya diam.
Ketiga, orang yang selama ini memang dipelihara dan rutin mendapat tulang dari AGUAN, baik pejabat, aparat, ASN, hingga preman. Hidupnya memang dari tulang AGUAN, jadi wajar menyalak dan menggonggong untuk melindungi Aguan.
Keempat, orang yang gila, atau setidaknya otaknya sedang terganggu. Sehingga tega menari diatas luka, kesengsaraan dan penindasan yang menimpa Rakyat Banten akibat proyek PIK-2.
Empat jenis makhluk inilah, yang saat ini membabi buta membela PIK-2 milik AGUAN & Anthony Salim. Mereka lupa, jika rakyat Banten sudah marah, Aguan bisa mudah kabur ke China, Singapura, Amerika dan Australia. Sementara empat jenis makhluk ini, akan tetap di Indonesia dan menjadi sasaran amukan kemarahan rakyat Banten.
Makin ke sini, makin banyak yang tanpa malu mendeklarasikan diri sebagai jongos AGUAN. Ada yang mengklaim dari golongan ulama, anggota DPR, DPRD, DPD, aktivis, mahasiswa, bahkan ada yang tega mengatasnamakan rakyat Banten.
Mereka beropini, seolah masyarakat Banten bahagia dan sejahtera karena ada proyek PIK-2. Seolah-olah, tak ada tanah yang dirampas, tak ada sungai yang diurug, tak ada laut yang dipagari, tak ada raga yang cacat dan jiwa yang yang melayang, karena korban truk pengangkut material tanah timbun proyek PIK-2.
Mereka ini, hanya demi sekerat tulang dunia yang tidak mengenyangkan, mau menggonggong untuk AGUAN dan tega menari diatas luka dan derita rakyat Banten. Mereka ini tidak sadar, wajah-wajah mereka sedang ditandai, dan pada waktunya kelak semua yang berbuat zalim pasti akan mendapatkan balasan setimpal.
Mereka tidak sadar, rakyat sedang menahan amarah yang makin menggumpal. Amarah, yang setiap saat bisa ditumpahkan kepada seluruh JONGOS-JONGOS AGUAN.
Bagi kita, para pejuang rakyat tak perlu terpancing benturan dengan JONGOS-JONGOS ini. Karena masalah utamanya ada pada AGUAN dan para penguasa pelayan oligarki. Jadi, tetap semangat dan terus kobarkan perlawanan. [].