Akademisi UNUSIA: Pesantren Masa Depan Pencetak Ulama Prenuer

“Dukungan pemerintah terhadap pesantren meliputi pendirian Balai Latihan Kerja untuk santri. Ini bertujuan untuk menjembatani keterampilan soft dan hard skill santri. Oleh karenanya, kedepan Kementerian Agama berharap Masjid Istiqlal memiliki pesantren. Meskipun secara substansi sudah ada, PKUMI dan Madrasah Istiqlal telah memiliki beberapa Asrama, disetiap asrama memiliki program pengajian. Ini adalah pesantren, tinggal diurus legalitasnya”, terang Basnang.

Kegiatan tersebut dilaksanakan di Aula Al-Fattah Masjid Istiqlal. Turut hadir sebagai narasumber adalah Bapak Heru Purnomo (Enterpreneur), Bapak Dr. Jamaluddin Junaid (Dosen PKUMI), Bapak Muhammad Aras Prabowo, M. Ak (Kaprodi Akuntansi Unusia), dan Bapak Dr. Syahrullah, M. A (Kaprodi Ilmu Tafsir UIN Jakarta).

Kegiatan berlangsung secara hybrid, baik zoom maupun YouTube PKUMI. Peserta yang hadir mencapai ratusan orang yang terdiri dari Mahasiswa PKUMI, Guru Pesantren dan Madrasah, Pimpinan Pondok Pesantren se-Jakarta, Mahasiswa dan lain-lain.

Muhammad Aras Prabowo memberikan tips mengenai tata kelola keuangan dalam bisnis. Menurutnya bahwa tata kelola keuangan adalah aspek penting untuk menjamin keberlanjutan bisnis. “Bisnis yang sustainable adalah yang memiliki pencatatan keuangan yang baik. Pencatatan keuangan adalah informasi penting bagi pemilik bisnis dalam pengambilan keputusan”, terang Akademik Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia (UNUSIA).

Dihadapan ratusan peserta, Ketua Program Studi Akuntansi UNUSIA menyampaikan bahwa pesantren adalah tempat yang potensial dalam mengembangkan konsep keuangan syariah di Indonesia. “Pesantren merupakan tempat ideal untuk pengembangan keuangan syariah Indonesia. Pesantren masa depan tidak hanya mencetak ulama, tapi juga mencetak enterpreneur. Bisa kita sebut pesantren sebagai pencetak Ulama Prenuer”, tutup Aras.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News


Baca Juga