Oleh : Zahid Mubarok [Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Bogor].
Dalam Al Qur’an Allah SWT sudah mengingatkan banyak dalam ayat qauliyahNya bahwa manusia adalah faktor dominan kerusakan alam semesta ini. Mari kita simak ayat Al Qur’an dalam Surat Ar-Rum Ayat : 41
ظَهَرَ ٱلْفَسَادُ فِى ٱلْبَرِّ وَٱلْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِى ٱلنَّاسِ لِيُذِيقَهُم بَعْضَ ٱلَّذِى عَمِلُوا۟ لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ
Artinya: Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).
Ali bin Abi Tholib –radhiyallahu ‘anhu– mengatakan,
مَا نُزِّلَ بَلاَءٌ إِلاَّ بِذَنْبٍ وَلاَ رُفِعَ بَلاَءٌ إِلاَّ بِتَوْبَةٍ
“Tidaklah musibah tersebut turun melainkan karena dosa. Oleh karena itu, tidaklah bisa musibah tersebut hilang melainkan dengan taubat.” (Al Jawabul Kaafi, hal. 87)
Imam asy-Syaukaani ketika menafsirkan ayat di atas berkata, “(Dalam ayat ini) Allah menjelaskan bahwa perbuatan syirk dan maksiat adalah sebab timbulnya (berbagai) kerusakan di alam semesta”
Dalam ayat lain Allah Ta’ala berfirman:
{وَمَا أَصَابَكُمْ مِنْ مُصِيبَةٍ فَبِمَا كَسَبَتْ أَيْدِيكُمْ}
“Dan apa saja musibah yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan (dosa)mu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu)” (QS asy-Syuura:30).
Syaikh Abdurrahman as-Sa’di ketika menafsirkan ayat ini, beliau berkata, “Allah Ta’ala memberitakan bahwa semua musibah yang menimpa manusia, (baik) pada diri, harta maupun anak-anak mereka, serta pada apa yang mereka sukai, tidak lain sebabnya adalah perbuatan-perbuatan buruk (maksiat) yang pernah mereka lakukan…”
Tidak terkecuali dalam hal ini, musibah dan “kerusakan” yang terjadi dalam rumah tangga, seperti tidak rukunnya hubungan antara suami dan istri, serta seringnya terjadi pertengkaran di antara mereka, penyebab utama semua ini adalah perbuatan maksiat yang dilakukan oleh sang suami atau istri.
Al-Qur’an membahas fenomena alam sebanyak 750 ayat, yang menandakan bahwa hubungan manusia dengan alam merupakan perintah Allah untuk memahami alam.
Dalam pandangan Islam, konsep hubungan antara alam dan manusia mengilhami peran manusia sebagai khalifah yang bertugas merawat dan menjaga lingkungan. Al-Qur’an dan Hadis memandu umat manusia tentang pentingnya menjaga keseimbangan antara manusia dan alam, menegaskan tanggung jawab etis terhadap ciptaan Tuhan.
Konsekuensi Moral dan Spiritual
Al-Quran menyatakan bahwa bencana alam sering kali terjadi sebagai konsekuensi dari akumulasi dosa manusia. Ini mencerminkan pandangan bahwa perilaku manusia tidak hanya memiliki dampak fisik, tetapi juga konsekuensi moral dan spiritual yang lebih dalam. Ketika manusia mengabaikan nilai-nilai etika dan moral, mereka tidak hanya merusak hubungan mereka dengan sesama manusia, tetapi juga dengan alam dan penciptanya. Oleh karena itu, bencana alam bisa dipahami sebagai panggilan untuk kembali kepada nilai-nilai spiritual dan moral yang lebih tinggi.
Ketidakpatuhan Terhadap Hukum Ilahi
Al-Quran mengaitkan bencana alam dengan ketidakpatuhan manusia terhadap hukum ilahi dan ajaran agama. Ketika manusia mengabaikan ajaran agama dan mengabaikan ketetapan ilahi, mereka tidak hanya mengacaukan hubungan vertikal mereka dengan Tuhan, tetapi juga menyebabkan ketidakseimbangan dalam hubungan horizontal mereka dengan lingkungan dan sesama manusia. Dalam konteks ini, bencana alam menjadi tanda peringatan tentang pentingnya ketaatan manusia terhadap ajaran agama dan hukum ilahi.
Panggilan untuk Introspeksi dan Perbaikan
Meskipun sering dianggap sebagai tanda kemurkaan Allah Ta’ala, Al-Quran mengajarkan bahwa bencana alam juga bisa dianggap sebagai bentuk kasih sayang-Nya. Bencana alam menjadi panggilan untuk introspeksi dan perbaikan diri, serta peringatan tentang pentingnya memperbaiki hubungan yang rusak antara manusia, alam, dan penciptanya. Dalam konteks ini, bencana alam tidak hanya merupakan hukuman, tetapi juga kesempatan untuk pertobatan dan pemulihan.
Keterkaitan Karma atau Kausalitas dan Penyebab Musibah
Al-Quran menekankan konsep karma atau kausalitas, yaitu bahwa setiap perbuatan manusia akan menghasilkan konsekuensi yang sesuai, baik dalam kehidupan dunia maupun di akhirat. Dalam konteks ini, bencana alam sering kali dipahami sebagai hasil dari akumulasi perbuatan manusia yang tidak baik, seperti ketidakadilan, penindasan, dan kedzaiman , dengan demikian penyebab bencana alam dapat ditelusuri kembali ke perilaku manusia yang melanggar prinsip moral dan etika.
Penutup
Semoga tulisan ini bermanfaat bagi kaum muslimin dalam mengajak mereka untuk selalu kembali kepada petunjuk Allah Ta’ala dan Rasul-Nya, yang itu merupakan sumber kebaikan dan kebahagiaan hidup yang hakiki bagi hamba-hamba-Nya yang beriman.[ZM].