Presiden Indonesia ketujuh Joko Widodo (Jokowi) main dicintai rakyat setelah sebagai kader Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP).
“Pemecatan Joko Widodo (Jokowi) dari PDIP) tidak mengejutkan publik. Langkah PDIP ini justru memperkuat simpati rakyat terhadap Jokowi,” kata Loyalis Jokowi Lamongan Rinto Junaidi kepada redaksi www.suaranasional.com, Kamis (15/12/2024).
Hubungan Jokowi dengan PDIP belakangan ini memang penuh gesekan. Dukungan Jokowi terhadap beberapa calon kepala daerah yang tidak sejalan dengan garis partai, seperti Ahmad Luthfi-Gus Yasin di Jawa Tengah, dianggap sebagai bentuk pembangkangan terhadap Megawati Soekarnoputri, Ketua Umum PDIP, yang mendukung pasangan Andika Perkasa-Hendrar Prihadi.
Puncaknya, Jokowi dinilai “bermain politik sendiri” melalui manuver-manuvernya, termasuk mendukung tokoh-tokoh di luar PDIP untuk mengamankan visi politiknya di masa depan. Hal ini dianggap mengancam soliditas partai, hingga akhirnya Dewan Kehormatan PDIP memutuskan untuk mencabut keanggotaan Jokowi.
“Langkah ini juga dianggap bisa menjadi senjata makan tuan bagi PDIP, terutama jika simpatisan Jokowi yang jumlahnya signifikan memutuskan untuk berpaling dari partai tersebut pada Pemilu 2029,” paparnya.
Rinto mengatakan, Jokowi selalu dianggap sebagai figur yang sederhana dan bebas dari citra aristokrat politik. Keberanian menghadapi tekanan politik dari partai besar tanpa kehilangan ketenangan telah menjadi inspirasi bagi masyarakat. “Presiden Prabowo berkali-kali menyebut nama Jokowi dalam berbagai kesempatan. Ini menunjukkan Jokowi tidak pernah pudar walaupun tidak menjadi presiden,” ungkapnya.