Oleh : Ahmad Khozinudin, Sastrawan Politik
Surta Wijaya, Ketua APDESI yang sebelumnya memelas agar bisa dimediasi dengan Said Didu untuk cabut laporan, kini bermanuver untuk bosnya, Aguan alias Sugiyanto Kusuma. Surta menjual isu Pilkada damai, untuk mengumpulkan warga, silaturahmi dengan PIK 2.
Nampaknya, geng jongos Aguan dari kalangan Oknum Desa seperti Surta Wijaya dan Maskota, mulai sadar rakyat telah bangkit. Rakyat, telah menyadari kekuatannya untuk menolak perampasan tanah, dan berkomitmen membela haknya. Lalu, mereka berusaha merayu dan memanipulasinya.
Apa urusannya Pilkada dengan PIK2? Apa PIK 2 mau kampanye untuk Paslon tertentu? Tentu bisa saja. Tapi, yang jelas agenda mengundang warga silaturahmi dengan PIK2 dapat diyakini sebagai agenda ‘Menyuap Warga’, agar tidak ikut menyampaikan kritik dan informasi atas penindasan mafia tanah yang bekerja untuk Aguan.
Dalam undangan yang beredar, Surya Wijaya dan Jalaludin, mengatasnamakan panitia silaturahmi mengundang ketua MUI Kecamatan Teluk Naga. Dalam komentar undangan, tertulis quote: “Selama saya menjadi MUI, undangan ini yang paling tidak jelas’.
Ya, undangan untuk agenda suap, agar warga tutup mulut atas kezaliman mafia perampas tanah rakyat. Agenda yang akan diselenggarakan pada Sabtu, 23 November 2024, di rumah makan Saung Ibu.
Sebaiknya, saat ini warga menjauh dari PIK 2. Khawatir diperalat, seperti jongos Aguan, untuk membela dan menutupi kejahatan mafia tanah, untuk melancarkan agenda perampasan tanah yang mereka lakukan.
Sebaiknya, ikuti arahan ulama. Diantaranya, ikuti arahan PCNU Kabupaten Tangerang, yang meminta LPBH NU untuk membuka hotline pengaduan.
Adukan semua keluhan, komplain terkait PIK 2 pada hotline yang disediakan. Jangan takut menyuarakan kebenaran. Kalau hari ini kita tidak tegar, maka masa depan anak cucu kita akan digulung Aguan dan jongosnya.
Bersatu, kita kuat. Bercerai, kita lemah. Berkhianat dan menjadi jongos Aguan, akan dimusuhi seluruh rakyat.
Jangan sampai, diperalat dan dijadikan bumper oleh mafia tanah. Jangan mau, mereka makan kenyang, sementara kotorannya ditimpakan kepada kita.
Selamat berjuang warga Banten. Selamat berjuang mempertahankan tanah warisan leluhur, dan pastikan tanah itu sampai ke anak cucu. Allahu Akbar ! []