Urgensi Reuni 212 Bagi Bangsa Indonesia

Oleh : Sholihin MS (Pemerhati Sosial dan Politik)

Reuni 212 adalah momentum yang sangat penting bagi umat Islam. Di tengah lemahnya ghirah umat terhadap perjuangan membela kebenaran dan keadilan, umat Islam harus menjadikan Reuni 212 sebagai sarana aktualisasi diri, meningkatkan keimanan, mujahadah fie sabilillah, dan memperkokoh persatuan bangsa khususnya umat Islam.

Reuni 212 bisa jadi cerminan tingkat mujahadah umat Islam di Indonesia. Jika umat Islam sudah mengabaikan mujahadah fie sabilillah, jangan berharap akan datang pertolongan Allah. Padahal, tanpa pertolongan Allah umat Islam hanya bagaikan buih sabun.

Saat ini, problematika yang sedang dihadapi bangsa Indonesia sudah sangat kompleks.

Bangsa Indonesia saat ini dalam kondisi yang amat buruk. Semua sendi kehidupan tidak ada yang sehat. Jokowi benar-benar telah sempurna menghancurkan tatanan negara dan bangsa Indonesia hanya dalam kurun 10 tahun. Tapi itu juga masih belum berakhir. Dengan sisa-sisa kekuatannya Jokowi terus ingin menguasai dan mengatur jalannya Pemerintahan saat ini. Pemerintahan Prabowo terus disandera. Motifnya hanya tamak akan harta dan kekuasaan.

Jika Prabowo terus lembek dan cemen, dipastikan Jokowi akan tetap pegang kendali. Apalagi Gibran si bocah dungu dan anak haram konstitusi masih menjabat wapres, maka segala kemungkinan terburuk bisa terjadi. Posisi Gibran dan kenekadan Jokowi bisa “menghabisi” Prabowo.

Kekuasaan Jokowi telah melumpuhkan semua institusi negara : TNI-Polri sudah tidak di jalur yang benar, DPR/MPR cuma jadi buzzer kekuasaan; KPK, MK, MA, Kejaksaan cuma jadi alat kekuasaan; semua lembaga negara sudah lumpuh.

Di tangan Jokowi, nepotisme, korupsi, dan kolusi telah meraja lela dan merasuk ke semua lembaga. Uang negara telah dirampok oleh para pejabat negara, mulai dari Presiden, para menteri, para ketua lembaga, sampai eselen yang paling bawah.

Hukum di era Jokowi cuma jadi alat menggebuk lawan politik yang berseberangan dengan penguasa terus dibidik, yang pro penguasa bisa aman.

Saat ini, moralitas dan etika sudah jadi barang sampah, agama cuma jadi pajangan yang diabaikan.

Jika Indonesia ingin selamat, harus ada kemauan dan keberanian untuk memutus mata rantai dengan segala kedzaliman dan pelanggaran KKN.

Paling tidak ada lima urgensi kegiatan Reuni 212 :

Pertama, untuk memperkokoh ukhuwah Islamiyah

Reuni 212 dihadiri oleh semua elemen umat Islam. Mereka bisa menyingkirkan berbagai perbedaan dan perselisihan. Ukhuwah umat Islam dapat membangun kekuatan dan datangnya pertolongan Allah.

Kedua, Sebagai sarana berjihad fie sabilillah

Jika niat menghadiri Reuni 212 adalah untuk membela Agama Allah, membela umat Islam, dan memohon pertolongan Allah, maka setiap langkahnya akan dihitung sebagai fie sabilillah.

Ketiga, sebagai sarana bermunajat kepada Allah

Doa orang yang saleh, yang banyak berjuang di jalan Allah, apalagi yang berdoa jumlahnya banyak, akan lebih didengar Allah. Bukti dimakbulkannya doa para peserta Reuni 212 adalah tumbangnya orang yang sangat kuat Ahok pada Reuni 212 tahun 2016. Kini, semoga Reuni 212 bisa menumbangkan wapres Gibran Fufufafa si anak haram konstitusi.

Keempat, sebagai _show of force bahwa Islam akan eksis walau terus ditekan, diintimidasi, dan hendak dilenyapkan

Para penguasa zalim yang di back up kekuatan Yahudi, komunis, dan kaum kafir, tapi Allah akan tetap menyempurnakan agama-Nya

Kelima, sebagai respon atas perkembangan politik terkini, terutama politik yang terus mendiskreditkan dan umat Islam

Di era Jokowi Islam terus dikebiri dengan membiarkan berbagai aliran sesat, islamopobia dan paham komunisme yang terus melecehkan Islam. Demikian juga pars ulama garis lurus yang vokal menyuarakan amar ma’ruf nahi munkar terus diintimidasi, dipersekusi, dikriminalisasi bahkan dihabisi.

Umat Islam harus terus berjuang menegakkan kebenaran dan keadilan, melawan segala bentuk kedzaliman dan kesewenang-wenangan.

Bandung, 15 J. Awwal 1446

Simak berita dan artikel lainnya di Google News