Oleh: Rokhmat Widodo, Guru SMK Luqmanul Hakim Kudus, Kader Muuhammadiyah Kudus
Menulis adalah salah satu keterampilan yang sangat berharga, baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam dunia pendidikan. Di era digital saat ini, dengan kemajuan teknologi yang sangat pesat, kesempatan untuk menulis dan berbagi pemikiran kepada publik semakin terbuka lebar. Salah satu bentuk tulisan yang kini banyak diminati adalah artikel di media online. Namun, tidak jarang kita mendengar berbagai pandangan negatif terkait peran guru dalam menulis artikel di platform digital. Mari kita bahas mengapa seharusnya kita mengapresiasi guru yang menulis, bukan sebaliknya.
Pertama-tama, mari kita lihat peran guru sebagai pendidik yang tidak hanya mengajarkan di dalam kelas, tetapi juga memiliki tanggung jawab untuk menginspirasi dan membagikan pengetahuan mereka kepada masyarakat luas. Ketika seorang guru menulis artikel di media online, mereka bukan hanya berbagi ilmu, tetapi juga menumbuhkan kesadaran dan pemahaman di kalangan pembaca. Dalam dunia yang serba cepat dan penuh informasi ini, tulisan guru bisa menjadi sumber referensi yang kredibel dan bermanfaat.
Menulis artikel di media online juga merupakan wujud dari profesionalisme seorang guru. Mereka sering kali menghabiskan waktu berjam-jam untuk merumuskan ide dan menyusun kata-kata agar pesan mereka dapat tersampaikan dengan jelas. Proses ini tentunya bukan hal yang mudah dan memerlukan dedikasi serta komitmen yang tinggi.
Dalam konteks ini, sangat penting bagi kita untuk memberikan apresiasi kepada mereka yang berusaha menyebarkan pengetahuan melalui tulisan. Apresiasi ini akan mendorong lebih banyak guru untuk aktif menulis dan berbagi, yang pada gilirannya akan meningkatkan kualitas pendidikan secara keseluruhan.
Selain itu, menulis artikel di media online adalah salah satu cara bagi guru untuk terus belajar dan berkembang. Setiap kali mereka menulis, mereka harus melakukan riset, memperbarui informasi, dan memikirkan cara terbaik untuk mengkomunikasikan ide-ide mereka. Proses ini menciptakan peluang bagi guru untuk tetap terlibat dengan perkembangan terbaru dalam bidang pendidikan dan materi ajar mereka.
Ketika guru terus belajar, mereka akan lebih siap dan mampu memberikan pendidikan yang berkualitas kepada siswa-siswa mereka. Dengan demikian, apresiasi terhadap guru yang menulis adalah apresiasi terhadap proses pembelajaran yang berkelanjutan.
Namun, masih ada anggapan bahwa tulisan guru di media online sering kali tidak sesuai dengan harapan atau dianggap kurang berkualitas. Harus diakui bahwa tidak semua tulisan memiliki daya tarik yang sama. Tetapi, bukankah itu menjadi bagian dari proses belajar? Setiap penulis, termasuk guru, pasti mengalami fase di mana tulisan mereka tidak sempurna. Yang terpenting adalah niat dan usaha mereka untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman. Alih-alih mengkritik secara negatif, kita seharusnya memberikan masukan yang konstruktif. Kritik yang membangun dapat membantu guru untuk meningkatkan kualitas tulisan mereka di masa depan.
Penting juga untuk mempertimbangkan dampak positif dari tulisan guru di media online terhadap siswa. Ketika siswa melihat guru mereka aktif menulis dan berbagi pengetahuan, itu bisa menjadi motivasi tersendiri bagi mereka untuk melakukan hal yang sama. Siswa yang terinspirasi oleh tulisan guru mungkin lebih terdorong untuk mengeksplorasi dunia penulisan, baik itu untuk tugas akademik maupun untuk berbagi pemikiran mereka sendiri di platform digital. Dengan cara ini, guru tidak hanya menjadi pengajar, tetapi juga teladan yang dapat menginspirasi generasi masa depan untuk berani mengekspresikan diri mereka.
Selain itu, menulis artikel di media online juga dapat memperkuat jejaring sosial dan profesional para guru. Melalui tulisan mereka, guru dapat terhubung dengan kolega, berbagi pengalaman, dan bahkan berkolaborasi dalam proyek pendidikan. Dengan adanya jaringan ini, guru dapat saling mendukung dan bertukar ide, yang tentu akan meningkatkan kualitas pengajaran mereka. Apresiasi terhadap tulisan guru di media online juga berarti apresiasi terhadap upaya mereka untuk membangun komunitas pendidikan yang lebih luas dan inklusif.
Di sisi lain, kita juga harus menyadari bahwa dunia media online tidak lepas dari tantangan. Banyaknya informasi yang beredar di internet dapat membuat pembaca bingung atau skeptis terhadap konten yang disajikan. Dalam hal ini, guru yang menulis artikel harus memiliki kemampuan untuk menyampaikan informasi dengan akurat dan berbasis fakta. Kita sebagai pembaca juga memiliki tanggung jawab untuk lebih kritis dalam menyaring informasi. Namun, alih-alih menyalahkan guru jika ada informasi yang tidak tepat, lebih baik jika kita mengedukasi diri sendiri dan mendorong guru untuk meningkatkan kualitas tulisan mereka.
Dengan demikian, sudah saatnya kita mengubah paradigma kita terhadap guru yang menulis artikel di media online. Alih-alih membenci atau mengkritik, mari kita berikan dukungan dan apresiasi. Ini bukan hanya tentang menilai kualitas tulisan, tetapi juga tentang menghargai usaha, dedikasi, dan komitmen mereka dalam berbagi pengetahuan. Mari kita bangun budaya saling menghargai dan mendukung, sehingga lebih banyak guru yang termotivasi untuk berkontribusi dalam dunia penulisan dan pendidikan.
Pada akhirnya, ketika kita saling mendukung, kita semua akan mendapatkan manfaat yang lebih besar. Mari kita apreasisi guru yang menulis, karena mereka adalah pilar dalam mencerdaskan kehidupan bangsa melalui tulisan yang penuh makna.