Oleh : Ahmad Khozinudin, Sastrawan Politik
Dahulu, siapapun yang lulus UGM bangga. Siapa yang tak bangga, lulus dari kampus sekelas UGM. Bahkan, jika mahasiswa kuliah di UGM, dia tak akan menyebut kuliah di Yogya, tapi langsung menyebut kuliah di UGM.
Sebegitu prestisiusnya UGM. Sehingga, ikon Jogja pun harus diakhirkan setelah UGM. Jika kuliah di Yogya di perguruan swasta, barulah mahasiswa yang ditanya kuliah dimana, tidak menyebutkan kampusnya, melainkan menyebutkan kuliah di Yogya. Ya, Yogya yang terkenal kota pelajar.
Namun, setelah kasus ijazah palsu Jokowi, mungkin sebagian alumnus UGM kurang PD menyatakan alumni UGM. Pasalnya, setelah menyatakan alumni UGM, mungkin akan ada pertanyaan, apakah ijazahnya asli atau palsu seperti Jokowi.
Sampai hari ini, kasus ijazah palsu Jokowi masih gelap. Dalam persidangan yang menjebloskan Bambang Tri dan Gus Nur ke penjara, fisik ijazah asli Jokowi tak nampak. Jaksa, mendakwa dan menuntut hanya berdasarkan copy ijazah yang dilegalisir. Pihak sekolah yang melegalisir, juga tak pernah melihat wujud ijazah aslinya.
Apalagi ijazah UGM, tak muncul baik copy apalagi aslinya. Sehingga, masih gelap apakah Jokowi alumni UGM jurusan industri kayu, atau memang seperti penelitian Bambang Tri, Jokowi ijazahnya palsu. Ijazah yang diklaim milik Jokowi adalah milik Harry Mulyono, adik ipar Jokowi, suami Idayati yang saat janda dinikahi Anwar Usman.
Akan tetapi, ditengah kegelapan ijazah palsu Jokowi, dunia pendidikan di Republik ini makin pekat. Adalah Bahlil Lahadalia, tiba-tiba lulus program doktoral UI kurang dari 2 tahun.
Kelulusan Bahlil ini dianggap gelap, karena tak lazim. Secara proses dan prosedur, tak lazim S3 selesai kurang dari 2 tahun.
Manajemen Universitas Indonesia (UI) menyatakan gelar Doktor yang diraih Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia dari Sekolah Kajian Stratejik dan Global (SKSG) UI sudah sesuai dengan prosedur. Kepala Biro Humas dan KIP UI Amelita Lusia menyebut Bahlil tercatat sebagai mahasiswa doktor pada SKSG UI mulai pada tahun akademik 2022/2023 term 2 hingga 2024/2025 term 1.
Namun demikian, publik menjadi gerah. Alumni UI banyak yang protes. Pemberian gelar doktoral kepada Bahlil, memang menaikan kelas Bahlil, tetapi berdampak pada merendahkan status dan gengsi UI.
Dewan Guru Besar Universitas Indonesia menggelar rapat untuk membahas kasus pemberian gelar doktor dari Sekolah Kajian Stratejik dan Global (SKSG) kepada Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Bahlil Lahadalia, pada hari Jum’at, 18 Oktober 2024. Entah, belum diketahui apa hasilnya. Apakah meminta menganulir gelar Bahlil, atau meminta bahlil kuliah lagi.
Masalah di negeri ini sudah seabrek. Namun, masalah makin tumplek karena para petinggi di republik ini menganggap remeh urusan ijazah. Hingga akhirnya, rakyat tak lagi menaruh hormat, para pemimpin tak lagi memiliki wibawa. Indonesia gelap oleh ijazah UGM Jokowi, makin pekat dengan gelar doktoral UI yang diberikan ke bahlil. [].