Oleh: Bin Subiyanto, Relawan Sam’ani-Belinda
Tanggal 22 Oktober setiap tahunnya diperingati sebagai Hari Santri, sebuah momentum nasional yang penting bagi umat Islam, khususnya kalangan santri di seluruh Indonesia. Di Kudus, peringatan Hari Santri memiliki makna lebih mendalam karena pada tahun 2024, di tengah hiruk pikuk Pilkada Kudus, pasangan Sam’ani Intakoris dan Bellinda Putri Sabrina Birton menggunakan momen ini untuk memperkuat dukungan mereka dari kalangan santri dan Nahdliyin. Kemenangan mereka di Pilkada Kudus yang aan terwujud setelah masa kampanye intens ini tidak lepas dari peran strategis Hari Santri sebagai tonggak solidaritas politik dan budaya.
Kudus dikenal sebagai Kota Santri, yang sejak lama menjadi pusat penyebaran Islam di Jawa Tengah melalui peran para wali dan ulama. Sebagai salah satu daerah basis Nahdlatul Ulama (NU) yang kuat, Kudus memiliki jaringan pesantren yang berpengaruh serta tradisi keislaman yang kental. Hari Santri, yang juga merupakan bentuk penghormatan terhadap resolusi jihad KH Hasyim Asy’ari pada 1945, menjadi simbol penting bagi masyarakat Kudus.
Dalam konteks Pilkada 2024, pasangan Sam’ani Intakoris dan Bellinda Putri Sabrina Birton melihat momentum Hari Santri sebagai kesempatan emas untuk mengonsolidasikan dukungan dari masyarakat pesantren, tokoh agama, dan warga Nahdliyin. Kedekatan Sam’ani dengan komunitas santri, ditambah dengan figur Bellinda yang mewakili energi kaum muda, menciptakan sinergi kuat dalam menggalang suara di kalangan pemilih yang memiliki afiliasi dengan pesantren dan NU.
Pasangan Sam’ani-Bellinda memahami bahwa Hari Santri bukan sekadar perayaan simbolik, tetapi juga wadah untuk menegaskan komitmen terhadap nilai-nilai perjuangan kaum santri. Selama masa kampanye, mereka gencar menyuarakan program-program berbasis nilai keagamaan dan pemberdayaan ekonomi santri. Beberapa strategi kunci yang mereka terapkan antara lain:
Sam’ani-Bellinda menegaskan komitmen mereka untuk mendukung keberlanjutan pendidikan pesantren dengan menyediakan bantuan pendidikan dan infrastruktur yang lebih baik. Selain itu, mereka menjanjikan akses yang lebih mudah bagi para santri untuk terlibat dalam sektor ekonomi kreatif dan digital.
NU sebagai organisasi Islam terbesar di Kudus memiliki jaringan kuat di akar rumput. Kedekatan pasangan ini dengan ulama dan kiai setempat, serta tokoh-tokoh NU, memungkinkan mereka mendapatkan endorsement yang sangat signifikan. Ini memberikan pengaruh besar di komunitas pedesaan yang sangat menghormati pandangan para kiai dan ulama pesantren.
Hari Santri tidak hanya dipahami sebagai peringatan sejarah, tetapi juga sebagai momentum untuk menegaskan agenda keadilan sosial. Pasangan Sam’ani-Bellinda fokus pada upaya pemerataan ekonomi, akses pendidikan, serta perbaikan fasilitas kesehatan, yang semuanya berakar pada prinsip-prinsip keadilan yang dipegang oleh masyarakat santri.
Pentingnya dukungan kalangan santri dan NU dalam Pilkada Kudus 2024 tidak bisa dipandang sebelah mata. Sam’ani, sebagai figur yang berasal dari kalangan birokrasi dan pemerintahan, memiliki rekam jejak yang baik dalam membangun hubungan dengan para tokoh agama dan masyarakat pesantren. Ia sering kali dianggap sebagai tokoh yang mampu merangkul berbagai elemen masyarakat tanpa meninggalkan identitas keagamaan yang kuat.
Di sisi lain, Bellinda Putri Sabrina Birton, seorang tokoh muda yang muncul dari keluarga berpengaruh di Kudus, membawa energi baru dalam politik lokal. Keterlibatannya dalam isu-isu anak muda dan inovasi sosial memungkinkannya menarik segmen pemilih yang lebih muda, yang mungkin kurang terjangkau oleh strategi tradisional.
Namun, dengan cara cerdas, ia tetap menunjukkan penghormatan pada nilai-nilai santri yang kental di Kudus, menjadikannya figur yang dapat diterima oleh semua kalangan, termasuk para santri muda.
Momentum Hari Santri menjadi puncak dari konsolidasi kekuatan mereka. Pada saat ini, berbagai acara keagamaan dan ziarah yang diadakan di pesantren-pesantren menjadi ajang bagi pasangan ini untuk bertemu langsung dengan pemilih potensial. Mereka tidak hanya menyampaikan visi misi politik, tetapi juga berdiskusi tentang tantangan yang dihadapi pesantren dalam dunia modern, seperti masalah ekonomi pesantren, akses pendidikan, dan adaptasi terhadap era digital.
Pada akhirnya, Hari Santri di Kudus bukan hanya soal refleksi sejarah, tetapi juga soal masa depan. Kemenangan pasangan Sam’ani-Belinda di Pilkada Kudus merepresentasikan harapan masyarakat terhadap kepemimpinan yang dapat menjaga nilai-nilai keagamaan sambil membawa perubahan konkret dalam bidang ekonomi, pendidikan, dan infrastruktur.
Pasangan ini menunjukkan bahwa politik bisa berpadu dengan nilai-nilai tradisional tanpa harus mengabaikan tuntutan zaman. Hari Santri dijadikan sebagai simbol keberpihakan mereka pada kelompok santri, sebuah kelompok yang bukan hanya elemen keagamaan, tetapi juga motor penggerak dalam kehidupan sosial dan politik di Kudus. Momentum ini, dipadukan dengan kekuatan kampanye mereka, akhirnya akan membawa kemenangan yang signifikan di Pilkada Kudus 2024.
Dengan kemenangan ini, Sam’ani Intakoris dan Bellinda Putri Sabrina Birton diharapkan dapat membawa Kudus memasuki era baru yang lebih progresif, tanpa meninggalkan akar tradisi santri yang sudah menjadi identitas kota ini selama berabad-abad.