Oleh: Rokhmat Widodo, Pengamat Timur Tengah Tinggal di Kudus
Iran melancarkan serangan besaran-besaran menggunakan ratusan rudal ke Israel, Selasa (1/10/2024). Serangan besar kedua Iran ke Israel sebagai jawaban atas terbunuhnya pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah.
Serangan besar kedua Iran ke Israel telah mengguncang stabilitas kawasan Timur Tengah, menciptakan gelombang ketegangan baru yang berpotensi mengubah dinamika geopolitik di wilayah tersebut. Dalam konteks sejarah panjang konflik antara kedua negara, serangan ini tidak hanya menjadi sebuah titik balik dalam hubungan bilateral, tetapi juga memberikan dampak yang signifikan terhadap perdamaian di Timur Tengah.
Konflik yang berkepanjangan antara Iran dan Israel berakar dari berbagai faktor, termasuk perbedaan ideologi, kepentingan strategis, dan rivalitas regional.
Iran yang menganut ideologi Syiah dan secara terbuka menyatakan penentangannya terhadap Israel, telah menjadikan negara Zionis tersebut sebagai musuh utama dalam retorika politiknya.
Di sisi lain, Israel melihat Iran sebagai ancaman eksistensial, terutama dengan adanya program nuklir yang ditengarai bisa mengarah pada pengembangan senjata nuklir. Dalam konteks ini, serangan terbaru Iran dapat dipahami sebagai bagian dari strategi untuk menunjukkan kekuatan dan menegaskan posisi Iran di kancah internasional.
Serangan ini tidak hanya berdampak pada hubungan bilateral antara Iran dan Israel, tetapi juga berimplikasi pada hubungan regional yang lebih luas. Keterlibatan negara-negara lain, seperti Arab Saudi dan negara-negara Teluk lainnya, dalam konflik ini menunjukkan bahwa ketegangan antara Teheran dan Tel Aviv tidak bisa dipisahkan dari dinamika geopolitik yang lebih besar.
Arab Saudi, yang selama ini menjadi rival utama Iran di kawasan, mungkin akan merasa terancam oleh peningkatan kekuatan militer Iran. Dalam jangka panjang, hal ini bisa menyebabkan pergeseran aliansi dan meningkatkan ketidakpastian di kawasan yang sudah rapuh.
Dampak dari serangan ini juga terlihat pada proses perdamaian di Timur Tengah. Berbagai inisiatif perdamaian, seperti normalisasi hubungan antara Israel dan beberapa negara Arab melalui Kesepakatan Abraham, bisa terancam oleh meningkatnya ketegangan antara Iran dan Israel.