Oleh : Sholihin MS (Pemerhati Sosial dan Politik)
Aksi Premanisme ala PKI yang terjadi dalam acara Silaturahmi Forum Tanah Air (FTA) di Hotel Grand Kemang pada Sabtu, 28 September 2024 di akhir masa kekuasaan Jokowi, bisa jadi karena adanya kekuatan eksternal yang selama ini ikut menunggangi kekuasaan Jokowi. Diduga kuat kekuatan itu adalah dari anasir PKI yang mulai khawatir jika Jokowi lengser maka kekuatan mereka bisa melemah lagi. Jika dugaan ini benar, maka kekuatan Jokowi memang sudah lemah. Pada akhirnya Jokowi hanya akan jadi seorang badut bodoh tapi karena ambisi dan kerakusannya dia telah jadi seorang tiran yang lupa diri.
Diduga aksi premanisme ini digerakkan oleh tokoh-tokoh PKI yang selama ini berada di bawah tanah dan ikut menunggangi pemerintahan Jokowi yang memang condong ke PKI .
Para preman bayaran ini sama sekali tidak memahami tentang kebebasan Hak berbicara yang dijamin oleh konstitusi. Mereka hanya orang-orang bayaran yang bodoh dan lapar.
Menjelang tanggal 30 September yang merupakan hari sakral bagi PKI, kita perlu waspada akan mumculnya berbagai gerakan (baca : aksi anarkis) yang ingin membuat keonaran dan kekacauan untuk menunjukkan bahwa PKI masih eksis.
Di akhir masa kekuasaannya, Jokowi bakal dimanfaatkan oleh para penumpang gelap kekuasaan untuk ikut mengendalikan Jokowi agar bisa memuluskan keinginan mereka.
Paling tidak ada 5 kekuatan yang selama ini diduga menunggangi kekuasaan Jokowi :
Pertama, kendali dari oligarki taipan dan China komunis
Mereka mengendalikan Jokowi melalui perekayasaan perubahan berbagai konstitusi, Undang-undang, sampai kepada Keppres sehingga kejahatan mereka seolah-olah legal dan konstitusional sehingga tidak bisa dijerat hukum. Celakanyas, DPR yang seharusnya menjadi lembaga pengontrol Presiden malah ikut menjadi boneka mereka.
Jika Jokowi lengser maka para oligarki taipan dan China komunis akan meninggalkan Jokowi dan beralih kepada presiden berikutnya.
Kedua, Kendali dari para mafia dan kekuatan gelap yang dulu dikendalikan oleh Ferdy Sambo dan kaki tangannya
Walaupun mereka bermain di balik layar tetapi kekuatan mereka sangat kejam. Diduga pembantaian 6 laskar FPI dan tewasnya 894 secara misterius digerakkan oleh mereka. Saat ini institusi kepolisian diduga ada dualisme kepemimpinan, yaitu yang resmi yang dipimpin oleh Kapolri Jend. Listyo Sigit, dan yang bergerak di belakang layar yang digerakkan oleh Ferdy Sambo. Kekuatan yang di belakang layar kadang lebih sadis. Ini juga yang menyebabkan aparat kepolisian yang berjaga di depan Hotel Kemang tidak berdaya menghapi para preman (PKI?)
Ketiga, Dikendalikan oleh para Jenderal di sekitar Jokowi
Paling tidak ada dua Jenderal di sekitar Jokowi yang tampaknya sangat berpengaruh mengendalikan Jokowi : Luhut Binsar Panjaitan (LBP) dan AM Hendropriyono Saking dominannya mengatur Jokowi LBP bahkan sering disebut the real President. Sedangkan Hendropriyono semenjak PDIP berpisah dari Jokowi perannya kurang kelihatan
Keempat, Kendali dari tokoh PKI yang masih ada
Mereka bermain di belakang layar dan sangat berpengaruh mengendalikan Jokowi. Di antara kebijakan Jokowi yang condong kepada PKI adalah : supremasi kepolisian dan degradasi peran TNI, permintaan maaf kepada PKI yang konon sebagai korban, santuan kepada para keturunan PKI, penghancuran patung Soeharto, dan dibangunnya patung Soekarno* Diduga aksi premanisme di Hotel Kemang terhadap peserta Forum Diaspora adalah aras instruksi mereka.
Kelima, Kendali dari istrinya, Iriana
Konon Jokowi sangat patuh kepada isterinya. Pencawapresan Gibran yang dipaksakan melalui putusan MK yang cacat hukum dan melanggar moral dan etika konon bukan kemauan Jokowi, tapi atas perintah Iriana. Demikian juga “perceraian” Jokowi dengan PDIP juga atas perintah Iriana.
Apa sebenarnya yang dikejar Jokowi menjelang lengsernya : ingin terus show of force karena merasa masih berkuasa, atau mulai tersandera oleh kekuatan-kekuatan luar yang menungganginya ?
Apa pun yang melatarbelakangi terjadinya aksi brutal oleh preman-preman hitam di Hotel Kemang Jakarta terhadap para tokoh Forum Tanah Air, citra Jokowi semakin hancur dan semakin dimusuhi rakyat, maka tempat yang paling layak bagi seorang Jokowi setelah lengser adalah penjara selama-lamanya.
Bandung, 25 R. Awwal 1445