Dr dr Diani Kartini yang Bongkar RS Medistra Larang Berjilbab, Anak Tokoh Mega Bintang

Oleh : Ahmad Khozinudin, Sastrawan Politik

Kalau ingat Solo, jangan diidentikan dengan Jokowi. Bagi orang Solo, Jokowi memang sangat memalukan. Walau, ada segelintir lainnya yang masih memuja-muja.

Karena itulah, gerakan masif tuntutan pelengseran Jokowi justru dari Solo. Sepertinya, Solo merasa malu menjadi tempat lahirnya Jokowi dan trahnya. Sehingga, merasa bertanggungjawab untuk mengakhiri kezaliman rezim Jokowi.

Bermula dari upaya menggaungkan People Power dari Solo, sampai yang terakhir demo tuntutan untuk menurunkan Jokowi. Aktivis Islam di Solo, mayoritas militan. Penulis beberapa kali berinteraksi dan berdiskusi dengan mereka.

Karena itu, tidak pas, bahkan sangat bertentangan dengan karakter orang Solo, jika legacy kebohongan dan pengkhianatan rezim Jokowi beserta dinasti politiknya, baik Gibran maupun Kaesang, dilekatkan pada Solo. Karena Solo, punya sejarah dan segudang tokoh pejuang.

Diantaranya, adalah Mudrick Setiawan Malkan Sangidoe. Tokoh PPP yang mendirikan Megabintang, yang berani lantang melawan Rezim Tiran Orde Baru yang dibekingi Golkar. Darah juang seorang Mudrick, ternyata menurun ke anaknya.

Dr dr Diani Kartini, SpB Subsp.Onk (K), Spesialis bedah onkologi yang viral karena melakukan perlawanan atas sikap rasisme R.S. Medistra terhadap ajaran Islam bagi Muslimah, yang membela kemuliaan jilbab dengan mengorbankan karirnya di R.S. tersebut, ternyata adalah putri dari Mudrick Setiawan Malkan Sangidoe.

Jadi, publik perlu tahu bahwa Solo tidak hanya memproduksi figur kaliber pengkhianat seperti Jokowi dan anak-anaknya. Tetapi, juga ada kaliber pejuang, yang darah juangnya diturunkan kepada anaknya. Ya, Solo juga punya Mudrick Setiawan Malkan Sangidoe.

Pada era Old, Solo juga memiliki banyak tokoh pejuang. Misalnya, ada KH. Samanhudi, tokoh legendaris yang lahir di Solo, pendiri Serikat Dagang Islam atau SDI yang merupakan awal mula berdirinya Sarekat Islam. Organisasi ini adalah organisasi Islam yang sangat berpengaruh pada corak perjuangan dan persatuan umat Islam Indonesia.

Kembali ke Dr dr Diani Kartini, SpB Subsp.Onk (K). Bisa dibilang sosok dokter ini seperti ayahnya. Jadi, Like Father Like Daughter. Sama-sama ‘kendel’ (Jawa: pemberani).

Penulis tahu sosok dokter pemberani ini justru beberapa tahun lalu dari klien penulis seorang Direktur Rumah Sakit Swasta di Bekasi. Karena klien penulis, dulu alumni UNS. Pada saat ramainya kasus pembunuhan dr. Sunardi oleh Densus 88 dengan tuduhan terorisme, sampailah kisah Dr dr Diani Kartini ke penulis, yang merupakan putri dari Mudrick Setiawan Malkan Sangidoe.

Pak Mudrick sendiri, sudah adalah sahabat juang penulis. Walau usia kami terpaut jauh, tapi konsens kami pada masalah umat dan kebangsaan, menjadikan kami akrab. Setiap ke Solo, penulis upayakan mampir ke rumah beliau. Juga ke tokoh-tokoh Solo lainnya.

Dari cerita Pak Mudrick Sangidoe, juga penuturan Pak Amien Rais, ternyata dulu keduanya teman SD waktu kecil. Subhanallah, ternyata buah tidak jatuh dari pohonnya, lingkaran pejuang akan berkelindan diantara pejuang.

Jadi, jangan Gebyah Uyah Solo itu isinya trah pengkhianat, seperti Jokowi dan dinasti politiknya. Ada banyak trah pejuang di Solo, diantaranya Trah Pak Mudrick Setiawan Malkan Sangidoe, yang punya putri sekaliber Dr dr Diani Kartini, SpB Subsp.Onk (K). [].

Simak berita dan artikel lainnya di Google News