Oleh: Nana Sudiana (Direktur Akademizi)
Organisasi Pengelola Zakat (OPZ) menyadari bahwa zaman boleh berubah, perilaku dan fasilitas pun bisa berubah, namun namanya ibadah zakat pada dasarnya tak boleh ditinggalkan dan harus terus ditunaikan.
Secara umum, kesadaran ini sebetulnya hampir dirasakan oleh semua OPZ, namun tak semua memiliki kemampuan untuk merespons cepat dan akurat. Apalagi bila dilihat sumber daya dan sumber dana yang tak sama di antara OPZ yang ada di Indonesia saat ini. Walau begitu, seluruh OPZ punya keinginan kuat untuk memberikan jawaban akan kebutuhan di masa modern ini.
Kebutuhan itu tak lain dengan terus berinovasi untuk memberikan kemudahan dalam berdonasi zakat, infak, dan sedekah, termasuk kemudahan berdonasi melalui smartphone yang saat ini bukan lagi menjadi barang mahal.
Kini, setelah kemudahan berzakat nyata adanya, semuanya berpulang pada muzaki dan calon muzaki. Apakah kemudahan ini mendorong semangat mereka untuk juga semakin tinggi dalam membantu sesama atau malah muzaki dan calon muzaki justru mencari lembaga lainnya lagi yang malah masih berada dalam kategori konvensional. Karena, toh, tak ada jaminan juga apakah OPZ atau lembaga filantropi lainnya yang konvensional akan mati dan tenggelam digerus perubahan zaman. Yang tak boleh dilupakan oleh kita semua adalah, kadang ada sisi yang justru muncul dalam benak banyak orang, termasuk juga muzaki yang malah berfokus membantu mereka yang lembaganya terlihat lemah, tak berdaya dan tanpa kemampuan sistem organisasi yang memadai.
Bagi OPZ-OPZ besar dan skalanya nasional, jangan pernah lupa bahwa urusan sumbang-menyumbang atau donasi ini, termasuk zakat, kadang tak linear adanya. Ada sejumlah tren yang bisa berubah di setiap situasi dan kondisi yang ada. Semua ini bisa dipengaruhi situasi sosial atau budaya yang terjadi dalam kurun waktu tertentu atau adanya regulasi yang muncul dan kemudian diberlakukan.
Pengguna internet memang semakin banyak, namun kadang malah orang-orang yang sangat kaya malah tak suka memiliki smartphone yang sebaliknya dianggap menganggu kehidupannya. Tren yang lebih baru malah banyak orang kini beralih dari kebiasaan komunikasi dengan simbol (tulisan) menuju komunikasi dengan gambar (video). Menurut sejumlah analis media, konten live video terus meningkat.
Pada tahun 2016, ada 14 persen dari pemasar bereksperimen dengan konten video. Kini sejumah situs streaming dan platform seperti Facebook maupun YouTube terus meningkat jumlah video yang diunggah oleh para penggunanya. Dalam rekap tahunan 2016, Periscope mencatat bahwa pengguna menonton 110 tahun video live setiap hari menggunakan aplikasi. Dan pada penantian awal tahun baru 2017 live streaming di Facebook memecahkan rekor di dunia.
Di kalangan muzaki pun sepertinya tetap akan terpengaruh tren ini. Mereka memilih OPZ untuk donasi tak sekadar melihat profil, aktivitas, serta jaringannya. Ke depan mereka juga membutuhkan liputan video yang bisa mereka tonton agar lebih yakin dalam melabuhkan donasi atau zakat mereka.
Menurut sebuah data, tahun ini saja (2017) video streaming akan mewakili hampir 75 persen dari semua lalu lintas internet. Hal ini terjadi karena penonton ingin lebih banyak dan cenderung suka dengan konten video. Mereka tak perlu bersusah payah berpikir atau mencerna informasi yang ada dan diarahkan ke mereka. Mereka, para muzaki ini justru yang akan memilih informasi yang ada dalam format video untuk mereka pahami.
Akhirnya, semua berpulang pada muzaki dan calon muzaki. Dari seluruh media komunikasi yang ada, muzaki tetap pada akhirnya akan memilih kemana ia akan berzakat. Pilihan ini memang pilihan rasional, namun tetap saja sisi manusiawi muzaki juga sejatinya masih ada di dalam diri mereka. Sentuhan lebih pribadi, penuh kesungguhan, serta ketulusan dalam berkomunikasi tetap masih mendapat tempat memadai dalam menjalin komunikasi dengan mereka. Toh, mereka juga manusia biasa, bukan robot yang tak punya perasaan dan nurani.
Usaha-usaha pendekatan yang baik dibarengi ketulusan akan punya peluang tinggi untuk bisa diterima dan akhirnya dibantu oleh mereka. Makanya, seluruh peluang lain dalam pendekatan
Dan komunikasi yang ada tetap harus dilakukan oleh OPZ. Bukan semata seberapa kuat OPZ mempengaruhi mereka dengan berbagai konten yang ada sehingga mereka luluh dan berzakat, namun kadang ketulusanlah yang bisa membuka pintu hati dan meluluhkan sebuah pilihan.