Oleh: Tarmidzi Yusuf, Kolumnis
Jokowi jegal calon potensial di Pilgub Jakarta. Ridwan Kamil ada 2 opsi. Tetap di Jakarta didampingi Kaesang atau kembali ke Jawa Barat. Partai pendukung Anies habis diborong Jokowi. Calon independen yang semula dinyatakan tidak lolos verifikasi, mendadak diloloskan.
Lolosnya calon independen janggal. Belum juga sehari sejak dimumkan. Banyak warga complain. Nama warga yang ber-KTP Jakarta dicatut mendukung calon independen, Dharma Pongrekun-Kun Wardana Abyoto. Termasuk dua anak dan adik Anies Baswedan dicatut.
Diduga kuat ada operasi untuk meloloskan calon independen di Pilgub Jakarta tahun 2024. Tujuannya sudah bisa ditebak, Jokowi ingin menang mudah putera bungsunya, Kaesang lawan calon independen seperti Pilkada Solo tahun 2020. Ketika itu Gibran menang mutlak lawan tukang jahit, calon boneka. Jokowi ingin mengulang kisah sukses Gibran di Solo untuk Kaesang di Jakarta.
Untuk memuluskan jalan Kaesang berkantor di Medan Merdeka Selatan, Partai Golkar “dibegal”. Sehari setelah Airlangga Hartarto meyebut nama Ridwan Kamil berpasangan dengan kader PKS berinisial S.
Pasangan calon Ridwan Kamil dan kader PKS berinisial S atau Menteri Pertanian era SBY, Suswono yang disebut Airlangga Hartarto kabarnya telah direstui Prabowo Subianto tapi belum disetujui Jokowi.
Manuver Jokowi membegal Partai Golkar tanpa perlawanan. Membuat Jokowi di atas angin. Membuyarkan skenario Ridwan Kamil-Suswono demi mengakomodir Kaesang sebagai Jakarta-1. Bila Kaesang sulit diterima partai lain di KIM, Kaesang diskenariokan berpasangan dengan Ridwan Kamil.
Bila opsi RK-Kaesang tercapai atau Kaesang berpasangan dengan kader Partai Golkar otomatis kader PKS terpental di Pilgub Jakarta. Tidak menutup kemungkinan pula setelah Gibran menjadi “penguasa” baru Partai Golkar, pasangan Andra Soni-Ahmad Dimyati Natakusumah dikocok ulang. Lagi-lagi kader PKS terpental untuk mengakomodir politisi Partai Golkar, Airin Rachmi Diany.
Kembali ke Pilgub Jakarta. Kaesang berpasangan dengan kader Partai Golkar atau RK-Kaesang lawan calon boneka dari independen. Opsi Kaesang menjadi nomor satu di Jakarta dengan mengembalikan Ridwan Kamil ke Jawa Barat bakal alot. Partai Gerindra tidak akan mau menyerahkan Jabar-1 ke Ridwan Kamil karena kader Dedi Mulyadi telah disiapkan jauh-jauh hari oleh Partai Gerindra menjadi Jabar-1.
Inilah potensi awal konflik antara Prabowo dan Jokowi. Bila Prabowo ngotot RK-Kaesang sementara Jokowi ngotot juga dengan Kaesang Jakarta-1 bakal merusak bulan madu Prabowo dan Jokowi sebelum 20 Oktober 2024.
Beranikah Prabowo melawan Jokowi yang akan memaksakan Kaesang di Jakarta dan mengembalikan Ridwan Kamil ke Jawa Barat pasca Munaslub Partai Golkar?
Demokrasi benar-benar rusak bila tak ada yang berani menghentikan kesewenang-wenangan Jokowi yang telah membegal Partai Golkar dan memaksakan putra bungsunya, Kaesang di Jakarta.
Wallahua’lam bish-shawab
Bandung,
13 Shafar 1446/17 Agustus 2024