Oleh: Dr. H. Abdul Chair Ramadhan, S.H., M.H.
Pengamatan terhadap Zionisme tidak dapat dilepaskan dari proposal global “Pemerintahan Tunggal” dalam “Tatanan Dunia Baru” (New Word Order/Novus Ordo Seclorum). Agenda global Zionis akan melenyapkan semua agama dan negara. Keimanan dan kebangsaan harus dihilangkan dan semuanya menyatu dalam tatanan dunia yang baru itu dengan menyembah Lucifer sebagai tuhan. Lucifer itu tiada lain adalah Dajjal. New Word Order itu diwujudkan melalui konspirasi global yang berlangsung demikian lama. Tatanan baru atas dunia ini dimulai pada tahun 2000 dan kita sekarang berada pada masa milenium ketiga yang ditandai dengan menguatnya globalisasi.
William T. Still (1990: 192) menyebutkan bahwa rencana pembentukannya sejak ribuan tahun yang lalu melalui sekelompok elit dalam masyarakat tersembunyi (secret societies). Penelusuran literatur menunjukkan kelompok masyarakat yang tersembunyi dan rahasia ini adalah Illuminati yang merujuk kepada Illuminati Bavaria. Sejalan dengan ini, Still mengungkapkan bahwa pada abad 21 ini pendirian New Word Order melalui dua kekuatan yang rahasia, yakni Freemasonry dan Bavarian Iluminati. Pendapat yang lebih mencengangkan datang dari William Josiah Sutton (1983: 14), pembentukan Tatanan Dunia Baru tersebut sudah direncanakan sejak zaman purba oleh Lucifer dan pada akhirnya menolak Tuhan dengan gantinya adalah Lucifer. Ralph Epperson dalam bukunya yang berjudul “The Word Order” dan Constance Cumbey – peneliti agama New Age – melalui bukunya “The Hidden Dangers of the Rainbow” mengungkapkan hal yang sama, keinginan untuk membawa perubahan ke dalam Tatanan Dunia Baru adalah suatu tatanan untuk menghapus Tuhan dari kehidupan dan mempertuhankan Lucifer.
Sosok yang dilambangkan sebagai Lucifer terdapat dalam uang satu dollar AS, yakni gambar “mata satu” yang terletak di puncak piramida. Terdapat pula tulisan Latin “Novus Ordo Seclorum” yang tertera di bawahnya. Simbol mata satu itu disebut “The Eye of Providence” atau “Sang Mata Pemeliharaan” yang menunjukkan harapan masyarakat tersembunyi rahasia guna pengendalian dunia di bawah Lucifer yang sejatinya adalah Dajjal. Gambar satu mata tersebut selaras dengan kondisi Dajjal yang memang memiliki matanya buta sebelah. Begitu juga tulisan “Annuit Coeptis” yang artinya “Dia Yang Menyetujui Usaha Kita”. Kata “Dia” tiada lain adalah Dajjal sebagai tuhan mereka.
Patut dipahami, aktivitas Zionis Internasional di milenium ketiga ini merupakan suatu estafet yang dirancang oleh Adam Weschaupt pada tanggal 1 Mei 1776 di ngolstadt (Bavaria Atas). Dia adalah perumus “The Protocols of the Elders of Zion” yang berisi agenda besar dengan tujuan utama untuk penguasaan dunia. Estafet tersebut terus berlanjut sampai pada titik akhir berdirinya Kuil Sulaiman (Solomon Temple) yang akan menggantikan Masjid Al Aqsha. Ambisi mendirikan Solomon Temple itulah yang menjadikan Zionis Israel ingin merebut tanah Palestina. Penguasaan tersebut terhubung dengan perang Armageddon (Al-Malhamah Al-Kubro).
Para pakar menjelaskan bahwa New Word Order yang dicita-citakan adalah suatu bentuk penyembahan hanya terhadap Lucifer (baca: Iblis). Rencana pembentukan pemerintahan yang menolak Tuhan tersebut dilanjutkan secara turun temurun bagi para penganut ajaran Lucifer (Luciferianisme). Pilar yang terpenting guna pencapaian tujuan adalah program penyatuan agama (New Age Movement) dengan paham pluralisme agama. Paham ini mencampuradukkan ajaran agama yang satu dengan yang lainnya dan pada gilirannya tidak mempercayai ajaran agama mana pun. Kemudian, para konspirator menciptakan revolusi di berbagai negara dan peperangan antar negara hingga terwujud peperangan global. Penghancuran demi penghancuran yang terjadi pastinya akan membawa korban manusia yang demikian banyak. Demikian itu memang dikehendaki dan menjadi bagian dari rencana mereka.
Berbagai kerusakan dunia akan terjadi, bukan saja akibat peperangan, namun juga kehacuran ekonomi, kerusakan lingkungan, kelaparan dan penyakit masal yang demikian meluas. Semua yang diciptakan itu akan bermuara pada satu proposal solusi global guna penyelesaian global. Demikian itulah yang memang diharapkan oleh elit secret societies. Oleh karena itu penyelesaian global yang dikehendaki adalah dengan mewujudkan New Word Order dengan segala konsekuensinya, utamanya penghapusan agama-agama dan negara-negara. Kesemuanya dibawah satu kendali yang dikehendaki yakni otoritas tunggal Lucifer.
Tidak dapat dilupakan, Zionis memiliki andil besar dalam terjadinya perang dunia. Sejarah mencatat di balik kejatuhan Otoman Turki, Perang Dunia I dan Perang Dunia II adalah hasil propaganda dan konspirasi Zionis. Ketika mereka telah membentuk negara, segera itu pula terlibat dalam banyak perang dengan negara Arab dan itu tidak dapat dilepaskan dengan penguasaan atas Palestina. Para ahli meramalkan terjadinya Perang Dunia III adalah juga disulut oleh Israel. Kondisi ketegangan Israel dengan Iran terkait isu pengembangan nuklir Iran dan agresi militer Israel atas Palestina, termasuk tewasnya Ismail Haniyeh akan menjurus terjadinya Perang Dunia III. Terkait dengan hal ini, William T. Still (1990: 127) memberikan pendapatnya bahwa terjadinya Perang Dunia III akan dilakukan di Timur Tengah antara umat Islam dan Yahudi Khazar, dan akan menyebabkan perang Armageddon. Sejurus dengan itu, Mantan Presiden Seminari Teologia Dallas mengatakan bahwa Armageddon adalah pertempuran akhir habis-habisan sebagai puncak pertikaian di dunia, yang berpusat di Timur Tengah. Armageddon diyakini sama dengan Al-Malhamah Al-Kubro. Terjadinya perang tersebut menunjuk pada lokasi yang sama yakni Megiddo, suatu kota penting pada masa Palestina kuno.
Tahapan penaklukan dunia melalui tiga Perang Dunia oleh Illuminati, disampaikan oleh Jan van Helsing (1995: 125). Pada Perang Dunia I untuk menaklukan kekaisaran Rusia di bawah Illuminati Bavarian dan untuk ekspansi misinya ke seluruh dunia. Turun Tahtanya Nicholas II tanggal 15 Maret 1917 – yang sebelumnya terjadi Revolusi Rusia – menandai jatuhnya kekaisaran Rusia. Penggerak terjadinya Revolusi Rusia adalah Illuminati.
Pada Perang Dunia II, harus menghasilkan perluasan pengaruh Komunisme Rusia dan termasuk pendirian negara Israel di Palestina. Pada Perang Dunia III diproyeksikan terjadinya konflik antara Israel dengan bangsa-bangsa Arab hingga terjadinya perang Armageddon. Di sini, isu terorisme menjadi daya utama dan dengannya setiap perlawanan kepada Israel selalu dilabeli dengan predikat terorisme. Predikat itulah yang disematkan pada Hamas dan yang lainnya guna alasan dan pledoi Israel.
Perlu kita renungkan, bagi Zionis perang tidak dimaksudkan untuk mencapai semata-mata kemenangan, akan tetapi untuk terus dilanjutkan sampai datangnya ‘juru selamat mereka’, tiada lain adalah Dajjal. Jika Nabi Isa AS yang akan mengeksekusi Dajjal ditangguhkan kematiannya, maka Dajjal ditangguhkan kemunculannya. Musuh utama umat Islam kelak di akhir zaman itu sejatinya saat telah ada. Menurut penelitian Muhammad Isa Dawud seorang ahli kenamaan di bidang futurology politik, yang telah dibukukan salah satunya berjudul “Dajjal Akan Muncul Dari Segitiga Bermuda” (1996), Dajjal kini mendiami lautan di antara segitiga laut Atlantik, yakni Bermuda, Puerto Rico (Virgin Islands) dan Miami (Florida). Penelitian tentang misteri Segitiga Bermuda juga dilakukan oleh Gian J. Quasar selama duabelas tahun terangkum dalam buku “Misteri Segitiga Bermuda”.
Hasil riset Muhammad Isa Dawud itu telah mengundang perhatian dunia, banyak diperbincangkan oleh para cendekiawan. Terlepas dari polemik yang muncul dengan dipublikasikannya hasil penelitian tersebut, setidaknya menjadi referensi bagi kita guna bersikap mawas diri atas gerakan Zionis yang mendahului Dajjal.
Kisah tentang Dajjal menurut Islam, mengacu pada informasi dari Tamim Ad Daari RA. Tamim Ad Daari RA telah menceritakan kepada Nabi Muhammad SAW bahwa ia telah bertemu dengan Dajjal dan Rasulullah SAW membenarkannya. Rasulullah SAW mengatakan bahwa Dajjal itu berada di laut Syam atau Yaman. Disebutkan pula kedatangannya dari arah Timur yang diulang-ulang sampai tiga kali. Kisah pertemuan Tamim Ad Daari RA dengan Dajjal sebagaimana diriwayatkan oleh Muslim dalam Shahihnya sangat berharga dan menjadi petunjuk bagi kita dalam menyikapi kondisi geopolitik Timur Tengah. Saat ini, eskalasi konflik Timur Tengah diyakini akan mengantarkannya pada Perang Dunia III (Barat: Armageddon) dan ujungnya adalah perang antara umat Islam dipimpin oleh Imam Mahdi melawan Dajjal berserta pengikutnya (Al-Malhamah Al-Kubro).
Menjelang pecahnya Perang Dunia III, peranan Israel dan Amerika Serikat (AS) tidak dapat dipisahkan. Pemisahan keduanya sesuatu hal yang tidak mungkin. Semua Presiden AS sejak berdirinya pada tahun 1776 telah mengadopsi kebijakan politik Zionis. Presiden Woodrow Wilson yang dikenal sangat mendukung perjuangan bangsa Yahudi, memberikan dukungan penuh Perjanjian Balfour tahun 1917, dan dengannya membuka pintu bagi imigran Yahudi ke Palestina.
Dengan berkecamuknya konflik di Timur Tengah, menjadikan AS superior guna mengontrol dan mendominasi geopolitik Timur Tengah. Israel yang selalu mendapatkan perlindungan itu menunjukkan dominasi AS atas kawasan Timur Tengah. Di sisi lain AS selalu mengkhawatirkan komunis. Dimana sekarang ini memperlihatkan kemajuan China yang demikian pesat dan ditambah lagi dengan isu Laut China Selatan yang semakin memanas. AS berkeyakinan bahwa Komunis adalah Anti-Chirst yang sesungguhya. Padahal, Komunisme yang dibangun oleh Karl Marx merupakan wajah baru secret societies itu sendiri. Demikian itu terhubung dengan rencana program Adam Weschaupt yang mendahuluinya. Simbol-simbol rahasia yang terdapat dalam uang satu dollar menunjukkan eksistensi Zionis. Simbol Lucifer (Dajjal) justru sosok Anti-Chirst.
.
Menjadi pertanyaan, mengapa ‘konflik religius’ ini tidak menjadikan keduanya bercerai? Bukankah Komunis itu dilahirkan oleh Zionis. Jawabannya adalah bahwa elit Zionis secara turun temurun yang menentukan kebijakan dan kekuatan nasional AS, utamanya aspek ekonomi dan politik. Siapa pun Presiden AS harus ditentukan oleh Zionis Internasional dan mengabdi pada kepentingannya. Konsepsi strateginya mengikuti konsep yang dirumuskan dengan jelas oleh Theodor Herzl (Bapak Zionisme Modern) dalam bukunya “Der Judenstat.” Dalam konsep tersebut, bukan hanya untuk mendirikan negara Yahudi. Namun lebih jauh ia membuat konsep besar kepemimpinan tunggal New Word Order guna menguasai dunia dengan mendirikan negara Israel Raya. Chaim Weizmann – pemimpin Organisasi Zionis Dunia dan Presiden pertama Israel – dalam bukunya, “A Biography, Jehuda Reinharz dan Motti Golani”, menjelaskan upaya dukungan dari politisi dan negarawan berpengaruh serta orang-orang Yahudi di seluruh dunia.
Tidaklah mengherankan jika kini, tercatat empatpuluh sembilan organisasi aktif yang tergabung di bawah satu atap “Conference of Presidents of Major American Jewish Organizations” (CPMAJO). Jumlah yang sama dengan jumlah negara bagian AS. American Israel Public Affairs Committee (AIPAC) dan American Jewish Committee (AJC) yang begitu fanatik berada di dalam CPMAJO. Keberadaannya memiliki pengaruh penting dalam lobi di kalangan Eksekutif dan Kongres AS.
Peninggalan simbol agenda besar penguasaan dunia terdapat dalam uang satu dollar AS. Dalam bagian depan uang itu bergambar George Washington (Presiden AS pertama), dan bagian belakangnya bergambar piramida. Letak gambar piramida yang ada di belakang, sebagai isyarat bahwa di belakang AS itu ada kekuatan lain yakni Zionis Internasional. Pencipta beragam peperangan yang diteruskan itu akan ada masanya, dihentikan oleh Imam Mahdi di akhir zaman. Tiada lagi globalisasi yang notabene bagian dari proposal global.
Demikian tulisan ini disudahi. Hanya Allah SWT yang mengetahui kebenaran yang sesungguhnya.
Pusat Pemikiran Al-Fatih
Kota Bogor, Senin 5 Agustus 2024.