Oleh: Sutoyo Abadi (Koordinator Kajian Politik Merah Putih)
Zionis di Indonesia terlibat dengan program “Hasbara” proyek rahasia untuk pembentukan opini citra baik Israel, agar rakyat Indonesia mendukung zionis dari kejahatan “perampasan tanah, pendudukan dan genosida warga Gaza Palestina”
Adalah cara Zionis untuk memperbaiki reputasi tentara mereka untuk serangan Israel terhadap penduduk Palestina dan genosidanya di Gaza.
Beberapa kader Nahdhatul Ulama ( NU ) terperangkap proyek “Hasbara” propaganda Zionis di Indonesia berangkat ke Israel, bukan info baru karena sudah berulang ulang terjadi.
“Hasbara ( sudah muncul sejak tahun 1930-an ) adalah program humas pemerintah Israel yang bertujuan menyebarkan informasi positif tentang Israel ke seluruh dunia. “Hasbara” berarti “penjelasan”, kata ini merupakan eufemisme untuk propaganda”
Babarapa tokoh umat Islam dan penguasa (yang terpelajar) di Indonesia sudah mengerti apa itu “Hasbara Israel, tujuan, strategi dan taktiknya untuk propanda Indonesia mendukung kejahatannya”.
“Hasbara” beradaptasi di era digital dengan cara halus, menyusup lewat kontrol narasi sebagai senjata ampuh propaganda. Targetnya menjaring sasarannya menebar informasi yang mendukung tujuan Israel dan menyaring informasi yang bertentangan zionis.
Hasbara adalah mesin propaganda zionis untuk melawan kecaman publik dan solidaritas internasional terhadap Palestina.
“Operasi Hasbara sebagai metode diplomasi publik, tak terlepas dari peran Israel Citizens Information Council (ICIC) sebagai lembaga penempa aktor-aktornya”.
Operasi “Hasbara” lewat ICIC yang dilakukan di antaranya adalah:
. Melatih pembicara dan mengorganisir media di luar negeri
. Menjadi tuan rumah bagi kunjungan dari luar negeri
. Memberikan bantuan dan bimbingan bagi individu serta kelompok yang terlibat dalam Hasbara
. Mendukung kegiatan kelompok mahasiswa yang mengadvokasi pesan-pesan pro-xionis
Yang menjadi unik, aneh dan seperti tidak masuk akal, di Indonesia “Hasbara terus menyergap warga Nahtatul Ulama ( NU ) dari level pimpinan sampai kader nahdhiyin pada level tertentu
Ormas Nadhtatul Ulama ( NU ) saat ini sedang ada cobaan yang cukup berat di sergap program propaganda “Hasbara Israel”, juga jadi mainan kekuatan intelijen yang terus mengadu domba bertengkar denga posisi habaib (bentuk jamak dari habib ) dan “habib” yang memiliki hubungan nasab dengan Nabi Muhammad SAW.
Ketum PBNU, KH Yahya Cholil Staquf, yang terbaca via media sosial telah meminta maaf atas terjadinya lima kader Nahdliyin yang bertemu dengan Presiden Israel “Isaac Herzog.”
Tidak akan bisa menutup luka umat Islam Indonesia pada umumnya yang merasa di hianati. Apalagi rekam jejak Ketum PBNU sudah lama tercium juga terlibat dengan “Hasbara Isralel”.
Demikian juga terasa sangat menyakitkam “berdasarkan website resmi American Jewish Committee (AJC ) pada 1 Maret 2024, Nasaruddin Umar Iman Besar Masjid Istiqlal bertemu tokoh zionis AS”.
Presiden Jokowi dugaan kuat mengetahui program “Hasbara Israel di Indonesia”setali tiga uang sama saja dugaan kuat kuat melalukan pembiaran, hanya basa basi gombal.
Kementrian luar negeri pasti mengetahui semuanya, liku liku warga Indonesia yang menjadi agen “Hasbara Israel” dan bolak balik ketemua dengan pejabat zionis di Tel Aviv dengan proses penerbangan ke Israel yang sangat rumit dan rahasia.