HRS Berpotensi sebagai Presiden

Oleh: Sutoyo Abadi (Koordinator Kajian Politik Merah Putih)

Pemerintah menerapkan politik gentong babi ( pork barrel politics ), kekuatan uang sebagai senjata andalannya untuk menaklukan semua lawan politiknya.

Politik itu seni kemungkinan dan dinamis, alam pasti berganti, musim berburu pasti tiba, tidak ada yang statis dalam politik kekuasaan tiran tiba waktunya akan lenyap.

Nicolae Ceause Scut Presiden Rumania ( apa bedanya dengan Jokowi ) ingin jadi Presiden seumur hidup dengan segala kelicikan dan intrik persiapkan pengganti sebagai penerus kebijaksanaan diktatornya. Pada ahirnya menjadi musuh bersama rakyat dan menjadi buruan ahirnya di eksekusi di jalanan oleh rakyat sendiri,  termasuk di musnahkan gerombolan pendukung fanatiknya.

Perubahan  politik di Indonesia adalah keniscacayaan, itu hak rakyat untuk menentukan arah kebijakan politik dan ekonomi negara yang carut marut

Saat ini rakyat Indonesia sudah lelah, menderita, jengah, marah merasakan penguasa yang terus menebar kebohongan, kesombongan dan keangkuhan di atas kesedihan, penderitaan dan kesusahan rakyat.

Merintih dalam doanya harapan lahirnya pemimpin yang jujur, adil, bijaksama menjalankan amanah tujuan negara membawa ketenangan, ketentraman dan kemakmuran bersama.

Sebuah harapan seperti jatuh pilihannya pada tokoh Muhammad Rizieq Shihab ( HRS ), setelah resmi bebas murni, Senin (10/6/2024), diharapkan kembali tegak sebagai kekuatan moral bersama pejuang lainnya mampu membalikan keadaan yang kacau balau dan gelap gulita ,

HRS menyatakan perang terhadap semua pihak yang terlibat dalam kasus KM 50 selepas dinyatakan bebas murni. Mengerikan dengan sumbahnya : “Saya bersumpah demi Allah saya akan kejar, siapapun pihak manapun yang terlibat di pembantaian KM 50″.

Saat bersamaan menyatakan perlawanan terhadap para koruptor dan orang-orang yang menjadi penyebab Indonesia menjadi kacau balau. Bertambah parah kelola negara dengan ketololan dan kejahilannya

Selama ini umat islam kuat berdakwah amar ma’ruf tetapi sangat lemah melawan kemungkaran (nahi mungkar). Harus diakui begitu mudahnya sebagian umat Islam terjerembab dan terseret pada skenario menjadi antek oligarki dan asing menjadi mainan diadu domba, bertengkar satu sama lain.

Setiap pemilu / pilpres nasibnya sangat memilukan, sekedar sebagai mangsa bagi siapapun yang ingin menelan dan memangsanya, dengan dibeli harga dunia semua berantakan.

Semua harus di ahiri, umat islam harus bersatu, perubahan harus terjadi. Sadar diri saat ini sedang terjadi kemungkaran struktural dalam penyelenggaraan negara semua terlibat langsung atau tidak langsung sebagai racun ( toxic ) negara.

“Kemungkaran struktural sangat berbahaya, karena daya rusaknya luar biasa terhadap kehidupan bersama. Selain meruntuhkan kedaulatan rakyat, juga potensial meruntuhkan negara bangsa”.

Kecerdasan, kejujuran, keberanian dan bersemayamnya sifat negarawan Habib Muhammad Rizieq Shihab ( HRS ), memiliki potensi sebagai Presiden. Dengan perubahan konstitusi yang memberikan peluang kepada HRS bisa ikut berlaga di Pilpres mendatang. (*)