Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie Setiadi mundur dari jabatannya karena bobolnya Pusat Data Nasional (PDN)
“Pusat data nasional dibobol hacker. Ini masalah kebodohan Menkominfo Budi Arie Setiadi. Mundur saja. Bikin malu,” kata politikus Golkar Achmad Annama di akun X, Selasa (2/7/2024).
Achmad mendesak Menkominfo mundur sebagai bentuk pertanggungjawaban atas jebolnya Pusat Data Nasional. “Saya bukan oposisi dan pendukung 02. Jadi tidak usah alihkan isu kalau yang menuntut mundur Menkominfo yang kalah Pilpres,” tegasnya.
Kekecewaan publik terhadap insiden peretasan PDN tu makin kentara, usai Southeast Asia Freedom of Expression Network (SAFEnet) menginisiasi petisi yang mendesak Budi Arie agar mundur dari jabatannya. Hingga artikel ini diturunkan, petisi yang terpampang di laman change.org sejak 26 Juni 2024 itu telah mendulang 20.758 tanda tangan dari target 25.000.
Direktur Eksekutif Southeast Asia Freedom of Expression Network (SAFEnet) Nenden Sekar Arum mengatakan, petisi tersebut merupakan langkah simbolik dari masyarakat sipil dalam menuntut tanggung jawab negara. Ia menegaskan tidak ada unsur politis sama sekali, melainkan murni demi kepentingan publik.
Dalam hal ini, lanjutnya, SAFEnet menyadari bahwa meminta Menkominfo mundur tidak serta merta akan menyelesaikan masalah PDN. “Ini simbolik. Kita menarget soal siapa yang sekarang bertanggung jawab paling besar soal PDN ini,” ujarnya seperti dikutip dari Kompas.com, Sabtu (29/6/2024).
Respons Berbagai Pihak
Merespons desakan yang bergulir, Budi Arie enggan berkomentar banyak. Dalam setiap perjumpaan dengan wartawan, ia hanya menjelaskan kalau desakan tersebut adalah bagian dari hak masyarakat untuk bersuara.
Mendukung Budi Arie, Ketua Relawan Pro-Jokowi (Projo) Nusa Tenggara Barat (NTB) Imam Sofian, justru menilai desakan mundur bagi Menkominfo merupakan respons oknum yang dirugikan oleh upaya pemberantasan judi online dari Kemenkominfo.
Di lain suara, Wakil Presiden Ma’ruf Amin tidak berbicara banyak soal desakan mundur bagi Budi Arie, maupun bakal calon penggantinya kelak. Satu hal yang paling penting saat ini, katanya, adalah memulihkan pangkalan data negara yang bocor akibat ulah peretas