Derita Rafah Hanya Dijawab Pernyataan Bersama, Kemana Kemuliaan Wahai Kaum Muslimin?

Oleh : Ahmad Khozinudin, Sastrawan Politik

Rafah adalah sebuah kota di sebelah selatan Jalur Gaza, Palestina. Rafah adalah ibu kota Kegubernuran Rafah, berjarak 30 kilometer di sebelah barat daya Kota Gaza.

Rafah menjadi tujuan akhir penyelamatan diri warga Gaza, setelah zionis membombardir Gaza secara bengis. Namun, ternyata Rafah tidak pula bisa menjadi tempat yang aman.

Para pengungsi yang mencari perlindungan dan keselamatan di Rafah, tetap diburu dan dibantai oleh zionis laknatullah. Kaum muslimin di Palestina, benar-benar dalam kondisi berada di ladang pembantaian.

Sementara otoritas Mesir yang berbatasan langsung dengan Palestina, menutup rapat dan mengunci semua jalur keluar dan masuk Palestina. Mesir, benar-benar telah menjadi sipir bagi zionis, dan membiarkan saudaranya kaum muslimin di Palestina dibantai oleh zionis yahudi.

Penderitaan dan nestapa yang dialami kaum muslimin di Palestina, baik berupa kematian wanita, orang tua dan anak-anak, hingga korban luka dan rusaknya bangunan, hancurnya alam dan lingkungan kehidupan, tidak membuat sedikitpun bagi zionis menaruh iba. Bahkan, zionis yahudi semakin brutal melakukan pembantaian.

Belum lama ini, Pasukan zionis kembali menghantam Rafah di selatan Gaza dengan gempuran tank dan artileri lainnya pada Sabtu (1/6), hanya beberapa jam usai Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden menggelontorkan tawaran peta jalan baru untuk gencatan senjata permanen dengan Hamas.

Tak lama usai pernyataan Biden, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, menegaskan negaranya akan terus melanjutkan perang hingga semua tujuannya tercapai. Sungguh, Amerika pun tak diindahkan, apalagi hanya seruan dan kecaman.

Namun begitulah nestapa dan derita kaum muslimin Palestina makin terasa perih. Karena penguasa Arab, yang notabene juga bagian dari kaum muslimin, tidak mengambil tindakan kongkrit untuk menolong sesama muslim di Palestina.

Lima negara Arab yakni Yordania, Qatar, Mesir, Uni Emirat Arab (UEA) dan Arab Saudi, pada Senin (3/6/2024), menyuarakan dukungan untuk upaya mediasi yang bertujuan mengakhiri perang Israel yang sedang berlangsung di Jalur Gaza.

Lima Negara Arab ini mengadakan rapat bersama dengan mengutus para menteri luar negerinya, melalui pertemuan virtual yang membahas upaya mediasi Qatar, Mesir, dan AS untuk mencapai kesepakatan “yang mengarah pada gencatan senjata permanen, pembebasan sandera dan tahanan, serta pengiriman bantuan yang memadai ke Jalur Gaza,”.

Rapat yang hanya menghasilkan pernyataan yang tidak bernilai. Pernyataan yang hanya menjadi air garam yang disiramkan diatas luka, derita dan nestapa kaum muslimin Palestina.

Lima negara ini, memiliki kemampuan militer yang jauh lebih unggul dari zionis laknatullah. Lima negara ini, juga memiliki sumber daya dan energi yang lebih besar dari zionis yahudi.

Tapi lima negara ini hanyalah kumpulan entitas pengecut! Para penguasa lima negara ini, juga para penguasa negeri muslim lainnya, tak pernah memiliki nyali untuk sekedar mendongak pada zionis, apalagi memandangnya dengan tatapan tajam. Para penguasa ini hanya mampu menunduk dihadapan zionis, sambil terus berbasa-basi seolah-olah mereka peduli terhadap urusan Palestina.

Mereka, hanya mendongak, menatap tajam dan melotot pada rakyatnya sendiri. Mereka, hanya menggunakan kekuatan militer, alutsita dan sumber daya, untuk membungkam dan menakut-nakuti rakyatnya sendiri. Mereka, adalah para penguasa antek yang menyembah zionis dan Amerika.

Mereka, telah menjadikan Amerika sesembahan, tak berani melawan Yahudi karena ada Amerika di belakangnya. Seruan gencatan senjata Amerika, juga hanya basa basi untuk menipu umat Islam dan dunia. Zionis yahudi terus melakukan pembantaian terhadap umat Islam, atas izin dan restu Amerika.

Wahai kaum muslimin, beginilah nasib kalian. Kalian sama sekali tidak memiliki sisa kemuliaan, meskipun hanya sebesar zarah, setelah kalian kehilangan Daulah Khilafah, negara yang dahulu menjadi junnah (perisai) kalian.

Kalian, tak lagi memiliki sosok Al Mu’tashib Billah. Yang hanya karena teriakan seorang muslimah, sang Khalifah mengirim bala tentara Khilafah, yang ujungnya sampai di Amuriah, sementara barisan ekornya masih ada di Bagdad.

Kalian kehilangan sosok Sholahudin Al Ayyubi, yang mengembalikan Palestina menjadi tanah Kharajiyyah, menjadi bagian dari Darul Islam yang dipimpin oleh Khilafah.

Kalian, kehilangan sosok Muhammad Al Fatih. Sosok yang menggentarkan Romawi dengan bala tentaranya yang menyeberangkan kapal melalui daratan, hingga mampu menaklukan benteng konstantinopel.

Wahai umat Islam, tetapi ingatlah! Kemuliaan kalian akan kembali! Pahlawan kalian pasti hadir kembali. Palestina, bisa dibebaskan kembali, untuk yang ketiga kalinya, setelah periode pertama dan kedua dibebaskan oleh Umar Bin Khattab dan Sholahudin Al Ayyubi. Dan kemuliaan kalian, sebagai khairu ummah akan segera kembali.

Semuanya itu akan kembali, sering kembalinya Negara kalian, negara kaum muslim, negara Khilafah yang akan menyatukan seluruh wilayah kaum muslimin dan menghancurkan sekat-sekat kebangsaan melalui racun nasionalisme. Kalian benar-benar akan kembali mulia, karena itu segera satukan barisan untuk memperjuangkan Khilafah. Allahu Akbar !

ثُمَّ تَكُوْنُ خِلآفَةً عَلَى مِنْهَاجِ النُّبُوَّةِ…..

“Setelah itu akan kembali datang periode khilafah ‘ala minhaj nubuwwah…..”