Oleh : Sholihin MS (Pemerhati Sosial dan Politik)
Rakyat Jakarta yakin 80% ingin agar Anies kembali memimpin Jakarta. Track record Anies sudah sangat bisa dirasakan oleh masyarakat ibukota, mulai dari lapisan paling atas sampai lapisan paling bawah. Sentuhan-sentuhan Anies selalu membawa dampak kebaikan bagi rakyat.
Jejak Anies makin terasa manfaatnya ketika Pejabat Gubernur digantikan Heru Budi, bukan saja Heru tidak becus bekerja tapi juga dengan sengaja merusak banyak sekali karya-karya Anies, mulai dari trotoar, sumur resapan, sampai program rumah susun yang belum diberikan kepada warga kampung bayam.
Di tangan Anies Jakarta dari kota kumuh telah disulap menjadi salah satu kota terindah di dunia. Wajar berbagai penghargaan sebagai “yang terbaik” telah diberikan dari dalam dan luar negeri. Tidak ada gubernur yang sehebat dan sedekat Anies dengan rakyatnya.
Sayang jika rakyat Jakarta akhirnya harus kembali ke masa lalu yang penuh kesemrawutan dan problematika, termasuk penggusuran.
Persoalannya, negeri ini justru tidak ingin ada orang Indonesia pintar, negara maju, dan rakyat sejahtera. Para oligarki taipan dan China komunis yang dibantu oleh para pengkhianat dan Ketum Parpol penjilat selalu menghalangi negeri ini untuk mandiri dan berdaulat.
Kekacauan yang terjadi di Pilpres 2024 bisa berimbas pada pelaksanaan Pilgub. Adanya destructive Jokowi effect yang telah menghancurkan seluruh tatanan demokrasi dikhawatirkan bakal terjadi di Pilgub. Jika benar terjadi, suara rakyat sudah tidak berguna lagi.
Ancaman kekacauan akan terus terjadi sebelum Jokowi “disingkirkan”. Selama masih ada Jokowi, dinastinya, antek-antek China, para Ketum Parpol “jongos” oligarki taipan, dan para penjilatnya sangat sulit mendapatkan Pemilu yang jujur dan adil.
Jika saja Pemilu jujur dan adil, dipastikan Anies menang di atas 80%.
Tapi apalah artinya angka 80%, 90% jika KPU, Bawaslu, dan MK dipimpin oleh manusia-manusia iblis yang takut penguasa, menghalalkan segala cara dan tidak pernah takut dosa.
Jika Ketua KPU masih dipimpin oleh Hasyim Asyari, Ketua Bawaslu masih Ahmad Bagja, dan Ketua MK masih Anwar Usman atau Suhartoyo yang bisa dibeli dan takut intimidasi penguasa, jangan harap pemilu bisa jurdil.
Jika telah terjadi kecurangan dan paslon dukungan rezim (direkayasa) dimenangkan, maka para Ketum Parpol menutup mata terhadap kecurangan yang terjadi, dan rame-rame mendulung Paslon hasil kecurangan. Akhirnya Anies dan Paslon pendukung lagi-lagi harus berseberangan jalan.
Siapa yang bisa menjamin Pilgub 2024 jurdil jika penyelenggaranya masih orang yang sama ?
Akankah Anies akan dizalimi untuk kedua kalinya tanpa antisipasi yang matang ?
Jika Anies dicurangi lagi, bagaimana sikap para pendukungnya ?
Pemilu akan jurdil jika Ketua KPU, Bawaslu, dan MK diganti dengan orang yang berintegritas, “suci’, tidak terjerat korupsi, tidak takut intimidasi penguasa, dan siap mati syahid.
Semoga negeri ini segera ditolong Allah agar kembali menjadi negara yang maju dan bermartabat.
Bandung, 6 Dzulqadah 1445