Jangan Salahkan yang Golput, Kalian Kalah dengan yang Curang

Oleh : Ahmad Khozinudin, Sastrawan Politik
Ada-ada saja, sudah kalah Pilpres, masih mau cari kambing hitam. Kalah bertanding dengan yang curang, menyalahkan yang golput.
Kekalahan dalam Pilpres, itu karena kalian mau berkompetisi dalam sistem curang. Dalam sistem demokrasi yang curang, yang menang bukan suara kebenaran, tetapi suara curang. Tapi kalian ngotot, ingin terus berkompetisi dalam sistem curang.
Begitu kalian kalah, yang curang yang menang, bukannya instrospeksi segera meninggalkan sistem curang demokrasi, kalian malah menyalahkan yang golput. Darimana dasarnya?
Golput, itu tidak menambah suara yang curang. Golput, juga malah menjadi penguat kecurangan jika ikut memilih yang curang. Kalaupun yang golput ikut memilih pilihan kalian, memangnya akan mengubah konstelasi kemenangan? Ya tidak mungkin, hil yang mustahil. Yang menang tetap yang curang!
Kalau kemenangan sudah disetting secara curang, maka berapapun suara dikumpulkan tidak akan memiliki nilai. Kalian, menyalahkan suara yang golput, sedangkan kalianĀ  tidak mampu mempertahankan suara kalian sendiri dari kecurangan! Daripada sibuk menyalahkan orang, mencari kambing hitam, salahkan saja kalian sendiri yang lemah dan tak berdaya melawan kecurangan. Yang mau ditipu berulangkali oleh sistem demokrasi.
Sedangkan kami bukan golput. Kami pejuang Islam. Kami tidak ikut Pemilu, karena Pemilu adalah sarana untuk melestarikan sistem demokrasi. Sistem yang telah merampas hak Allah SWT untuk mengatur manusia, dan menggunakan hawa nafsu untuk mengatur berdalih kedaulatan rakyat.
Justru sebaliknya, jika kalian menginsyafi kekeliruan, segera taubat dari demokrasi, maka kalian tak akan pernah lagi dicurangi, apalagi dikhianati. Lihat saja, setelah kalian kalah karena dicurangi, sebentar lagi akan dikhianati karena pada akhirnya elit berkoalisi. Kalian yang menangis sedih karena dicurangi, sementara elit terus tertawa gembira berbagi kue kekuasaan.
Sebenarnya, kalimat yang pahit ini adalah obat. Untuk menyembuhkan diri dari penyakit akut, taklid buta pada demokrasi. Agar umat ini segera mencampakan demokrasi, dan segera memilih jalan Islam.
Jalan Islam yang dahulu ditempuh oleh Rasulullah Saw dan para sahabat. Jalan perjuangan dengan dakwah, sampai ke tampuk kekuasaan di Madinah, hingga akhirnya dapat menegakkan supremasi hukum Islam.
Hari ini pun, jika umat ini menghendaki bangkit dan mulia seperti generasi terdahulu, maka umat hari ini harus mengambil jalan yang ditempuh umat terdahulu. Yakni jalan dakwah Islam, hingga umat ini kembali mampu menegakkan Khilafah, menerapkan syariah secara kaffah dan mengemban risalah Islam ke seluruh penjuru alam.
Inilah, peta jalan kebangkitan umat Islam. Bukan demokrasi, yang menjebak umat Islam bunuh diri politik, melalui satu pemilu ke pemilu lainnya. Semoga saja, umat Islam dapat memetik pelajaran berharga dari peristiwa politik pemilu 2024 ini. [

Simak berita dan artikel lainnya di Google News