Oleh : Sholihin MS (Pemerhati Sosial dan Politik)
Sudah banyak pengakuan dari berbagai pihak yang mengakui kalau mereka dipaksa untuk berbuat curang, baik oleh (perintah) Jokowi maupun KPU Pusat
Kecurangan Pilpres 2024 selain TSM juga vulgar, telah melibatkan banyak sekali aparat dan perangkat mulai dari Desa, Kecamatan, Kabupaten/Walikota, Gubernur, Panglima TNI/Kapolri, sampai pada tingkat Menteri dan Presiden.
Saat ini mereka semuanya bungkam dan tutup mulut, seolah-olah Pilpres berjalan normal-normal saja.
Tapi ada juga yang berani buka rahasia karena takut menanggung dosa dan terkena adzab Allah di dunia dan akhirat.
Menyembunyikan kejahatan kecurangan termasuk perbuatan kedzaliman termasuk bagian dari dosa besar yang bakal dikutuk dan menghanguskan banyak sekali amal saleh yang selama ini telah dikumpulkan.
Percuma ikut shaum Ramadhan tapi tetap bersekongkol dengan pemimpin zalim dan pembohong. Memangnya mau nanti kalai di akhirat akan disatukan antara yang disuruh dengan yang menyuruh sama-sama di neraka ?
Yang menyuruh (curang) dan yang disuruh akan disatukan di dalam neraka.
Perhatikan firman Allah berikut :
” (Yaitu) ketika orang-orang yang diikuti itu berlepas diri dari orang-orang yang mengikutinya, dan mereka melihat siksa; dan (ketika) segala hubungan antara mereka terputus sama sekali. Dan berkatalah orang-orang yang mengikuti: “Seandainya kami dapat kembali (ke dunia), pasti kami akan berlepas diri dari mereka, sebagaimana mereka berlepas diri dari kami”. Demikianlah Allah memperlihatkan kepada mereka amal perbuatannya menjadi sesalan bagi mereka; dan sekali-kali mereka tidak akan keluar dari api neraka.” (Q.S.Al-Baqarah :166-167)
Kecurangan Pilpres 2024 melibatkan sedikitnya 10 pihak :
1. KPU Pusat
2. KPU Daerah
3. Panitia Tingkat Kecamatan
4. Panitia Tingkat Desa
5. Panitia di TPS-TPS
6. Aparat TNI-Polri
7. Menteri dan istana
8. Gubernur
9. Bupati/Walikota
10. Tim Sukses Paslon 02
Saat ini mereka bungkam karena ada ancaman Bahkan ketika Paslon 03 menyebut ada Kapolda yang mau menjadi saksi di MK, Kapolri buru-buru melarangnya. Mereka mengakui kalau kecurangan itu ada, tapi semuanya tutup mulut. Rupanya ancaman dari penguasa lebih ditakuti dari adzab neraka.
Semoga di Bulan Ramadhan ini ada petugas yang ingin husnul khatimah untuk bertaubat kepada Allah sehingga dosa-dosanya akan diampuni Allah.
Orang beriman harus lebih takut kepada Allah dan Rasul-Nya daripada lebih takut kepada Jokowi, apa pun resikonya. Jika sampai dibunuh maka matinya mati syahid.
Bandung, 14 Ramadhan 1445