Presiden Joko Widodo (Jokowi) takut kena Rajah Kalacakra dan bisa lengser dengan datang ke Kudus. Padahal berdasarkan jadwal, mantan Wali Kota Solo akan mengunjungi banjir di Kudus dan Shalat Jumat di kota Kretek.
“Jokowi itu orang Jawa dan sangat percaya mistis. Makanya ia membatalkan kunjungan ke Kudus karena khawatir kena Rajah Kalacakra dan bisa lengser,” kata praktisi spiritual Ki Surau kepada redaksi www.suaranasional.com, Jumat (22/3/2024).
Menurut Ki Surau, selama menjabat, Jokowi tidak pernah mengunjungi Kudus. “Jokowi sangat mempercayai mistik seperti ini, apalagi di tengah desakan masyarakat meminta Jokowi turun,” jelasnya.
Kata Ki Surau, para penasihat spiritual Jokowi mempercayai Kudus sebagai daerah yang membuat para pejabat tinggi bisa lengser. “Gus Dur, Anies setelah mengunjungi Kudus tak menjabat lagi,” papar Ki Surau.
Presiden Joko Widodo batal jumatan di Kudus sesuai rundown acara yang beredar.
Dari Demak, Jokowi langsung ke Lanumad Ahmad Yani Semarang dan kembali ke Jakarta.
Namun belum diketahui alasan Jokowi batal ke Kudus
Di kudus selama ini berkembang mitos siapa saja atau mereka para pejabat yang masuk ke dalam kompleks Masjid Menara dan Makam Sunan Kudus yang melewati pintu gerbang depan bisa luntur jabatannya.
Apakah batalnya Jokowi terkait mitos tersebut?
Siapa saja atau mereka para pejabat yang masuk ke dalam kompleks Masjid Menara dan Makam Sunan Kudus yang melewati pintu gerbang depan bisa luntur jabatannya.
Terutama bagi pejabat yang menanggalkan amanah, juga bagi yang melewati gerbang itu akan hilang kedigdayaannya.
Adalah Rajah Kalacakra yang menyebabkan mitos itu berkembang sampai saat ini.
Bahkan, pihak Yayasan Masjid, Menara, dan Makam Sunan Kudus (YM3SK) memastikan, sangat jarang ada pejabat baik daerah maupun skala nasional saat bertandang ke Masjid al-Aqsha atau Masjid Menara dan Makam Sunan Kudus, melewati gerbang depan.
Pengurus YM3SK, Abdul Jalil mengatakan, Rajah Kalacakra itu dipasang di atas pintu gerbang depan.
Hal itulah yang membuat pejabat enggan ambil risiko saat datang ke sana.
Kebanyakan lebih memilih melewati pintu lain yang sama-sama menuju masjid dan makam.
“Dari sisi aura, sampai hari ini saya berani mengatakan sangat jarang pejabat ya yang lewat sana (pintu gerbang).