Oleh : Sholihin MS (Pemerhati Sosial dan Politik)
Bagi PDIP, Jokowi telah jadi “anak durhaka”. Betapa tidak! Semenjak Jokowi masih jadi Walikota Solo, naik jadi Gubernur DKI, lslu naik jadi seorang Presiden semuanya berkat jasa PDIP. Belum lagi jasa PDIP yang meloloskan Gobran jadi Walikota Solo dan Bobby jadi Walikota Medan semuanya berkat jasa PDIP. Kata Megawati, dulu Jokowi bukanlah siapa-siapa.
Sangat mengherankan jika saat ini Jokowi malah terus ingin menghabisi PDIP.
Mulai dari kampanye Paslon 03 yang dihambat, penurunan baligho psslon 03, penggerusan suara di kantong-kantong Banteng, sampai kepada mencurangi suara paslon 03 di Pilpres 2024 dan menggelembungkan suara paslon 02, perolehan suara PSI, Golkar, dan Partai Pendukung paslon 02.
Belakangan tusukan Jokowi kepada PDIP makin menghunjam ketika suara Golkan hendak didoping (berbuat curang) untuk bisa mengalahkan PDIP dan merebut jabatan Ketua DPR.
Sungguh sangat naif dan konyol jika PDIP diam saja seperti sikap Puan Maharani sangat sangat lembek ketika PDIP terus diobok-obok dan dihinakan oleh Jokowi. Sikap Puan tidak mencerminkan seorang pejuang seperti ibunya dan kakeknya.
Semakin lemah sikap PDIP, maka Jokowi akan semakin menginjak-injak harga diri PDIP. Selama ini Megawati sudah mulai melakukan perlawanan, tapi sepertinya masih setengah hati sehingga Jokowi semaki adigang adigung adiguna.
Satu-satunya cara Megawati (PDIP) untuk bisa melawan Jokowi hsnyalah dengan menghidupkan Hak Angket. Hanya dengan melalui Hak Angket arogansi dan kesombongan Jokowi bisa dihentikan. Jika PDIP ragu-ragu sehingga menunda-nunda bergulirnya Hak Angket, maka habislah pamor PDIP yang selama ini dikenal sebagai partai pemberani. Jika PDIP lemah, Jokowi akan terus menginjak-injak harga diri PDIP. Nama Megawati akan hancur dan dianggap lemah, terjauh dari jiwa seorang petarung dan pejuang
Jokowi itu sangat licik demi melanggengkan kekuasaannya, segala cara ditempuh termasul melabrak Undang-undang dan konstitusi. Tujuannya untuk memenuhi syahwat kekuasaan.
Jokowi terus berusaha menggagalkan bergulirnya Hak Angket dengan cara-cara licik dan menghalalkan segala cara, seperti :
Pertama, Mengajak Ketum Partai untuk keluar dari koalisi paslon 01 dan 03.
Kedua, Menawarkan Jabatan Menteri di Kabnet Prabowo, walaupun paslon 02 belum tentu menang dan Hak prerogatif memasuklan Menteri itu menjadi Hak Presiden berikutnya
Ketiga, Ada upaya mengkudeta Ketum PKB agar PKB dipimpin oleh orang-orang di bawah kendalinya
Keempat, Menyuap Anggota DPR yang mendukung Hak Angket dengan jumlah yang menggiurkan (konon perorang 8 miliar?)
Kelima, Mengancam pimpinan partai pengusung Hak Angket untuk diproses hukum kasusnya.
Kelima, Menyuruh orang-orang bayaran untuk demo dengan menolak Hak Angket dengan mengaku sebagai perwakilan Mahasiswa, buruh, atau elemen masyarakat lain (padahal cuma orang-orang bayaran).
Ke depan kita akan menyaksikan apakah Megawati punya nyali untuk melawan kedzaliman Jokowi ?
Keselamatan bangsa dan negara sedang dipertaruhkan. Siapakah yang akhirnya jadi penyelamat bangsa fan negara ini ; Parta oposisi melalui Hak Angket, TNI-Polri melalui kudeta, ataukah rakyat melalui people power dan revolusi ? Atau semuanya akan membiarkan negara ini hancur melalui tangan kotor Jokowi ?
Wallahu a’lam
Bandung, 1 Ramadhan 1445 H