Suara Nasional, Lamongan. Mengiring gerakan rakyat yang muncul di beberapa daerah di Indonesia sebagai bentuk kekecewaan atas penyelenggaraan pemilu 2024, sebagaimana “Gerakan Rakyat Semesta” pada 1 Maret 2025 di Jakarta, maka FPPJ (Forum Penyelamat Pemilu Jurdil) Lamongan menggelar aksi “Deklarasi, Orasi Akademisi dan Doa Bersama Kyai Dawam Sholeh”. Kyai Dawam adalah pengasuh pondok pesantren Al-Islah, Sendang, Paciran yang pada pemilu kemarin hampir seluruh pemilih di TPSnya yang berjumlah 239, 230 memilih pasangan no 1 (Amin), 3 orang (Prabowo-Gibran), 6 orang pilih no 3 (Ganjar-Mahfudz).
Dalam pembukaan acara M Ribhan selaku koordinator acara menyampaikan tujuan penyelenggaraan aksi tersebut adalah satu bentuk kekecewaan atas penyelenggaraan pesta demokrasi yang bobrok. Aksi berharap atas pertanggungjawaban Presiden Jokowi atas kondisi negeri yang dirasakan tidak baik-baik saja. Sebagai konsekwensi atas hal tersebut maka Presiden diharapkan untuk mundur dari jabatannya dan jika tidak bersedia maka layak kiranya untuk dimakzulkan.
Sebagai inti selanjutnya tampil Kyai Dawam Sholeh dengan orasi dan pembacaan beberapa puisi karyanya yang berisi kritikan pada penguasa. Puisi yang pertama adalah “Agar Petrok Tidak Duduk di Tampuk” (2017), selanjutnya “Jerit Tangis Anak Negeri (2020).
Sebagai acara puncak adalah pembacaan sikap lewat orasi bersama yang berisi: 1. Kami menolak hasil pemilu 2024 yang penuh kecurangan, ketidak Adilan,intervensi, intimidasi dn pengancaman. Sebagai konsekwensinya KPU, Bawaslu dan MK dibubarkan. 2. Kami mendesak DPR-RI agar melaksanakan Hak Angket untuk mempertanggungjawabkan pemerintah atas segala bentuk kekacauan pemilu 2024. Dan ke-3. Kami memberi moso tidak percaya kepada Presiden RI yang tidak memberikan keteladanan yang baik dalam pelaksanaan Pemilu 2024 dan kami mendesak DpR-RI untuk memakzulkan Presiden RI.
Aksi yang digelar di depan Posko Bakorsi Sukodadi, Lamongan ini berlangsung aman terkendali. Acara yang berlangsung mulai pukul 13.00 wib diakhiri pada pukul 16.00 wib dengan sebuah harapan semakin bagusnya Indonesia menuju Indonesia emas 2045. (Yunus Hanis Syam)