Hasil hitung cepat (quick count) lembaga-lembaga survei kredibel telah mencapai kisaran 100%. Lembaga-lembaga survey kredibel telah menempatkan pasangan calon presiden dan wakil presiden nomer urut 2 Prabowo-Gibran sebagai pemenang dalam pilpres 2024 ini.
“Rentang perolehan kemenangan 02 itu bervariasi dari yang terendah diajukan lembaga survey Voxpol sebesar 56,95% hingga yang tertinggi itu hitungan dari lembaga PRC sebesar 59,33%,” ujar Aktivis Reformasi 1998 Sulaiman Haikal dalam rilis kepada wartawan. Charta Politika menempatkan kemenangan Prabowo Gibran di angka 57,79%, sedangkan Litbang Kompas di angka 58,47%, tambahnya.
Selain mengenai quick count, Haikal menggambarkan Pilpres 2024 sebagai yang paling damai dan penuh kegembiraan. Di mana-mana rakyat antusias antri memberikan suara di TPS, ditingkahi dengan kegembiraan dan kebersamaan. “Hampir tidak ada gesekan berarti pada saat pencoblosan dan penghitungan suara. Pemilu berlangsung demokratis dan meriah,” ujar Ketua Umum PIJAR Indonesia ini.
Menurut Sulaiman Haikal, pemilu 2024 dan terutama adalah pilpresnya mendapat pantauan luas dari dunia internasional. Media-media luar negeri memberitakan jalannya pemilu negara kita sebagai demokrasi terbesar ketiga di dunia dengan pemberitaan positif. Mereka tidak menemukan kecurangan berarti yang bisa dijadikan dasar kuat menggugat hasil pemilu 2024. Pemilu berlangsung demokratis dan transparan
Bahkan para pemimpin dunia dan para kepala negara negara demokrasi telah secara terbuka mengakui kualitas pemilu 2024. Hal itu ditandai dengan pemberian ucapan selamat kepada Bapak Prabowo Subianto karena berhasil memenangkan pilpres.
”Ucapan selamat ini tentu berkorelasi dengan pengakuan atas kualitas pemilu di Indonesia, tak bisa dipungkiri,” tambah Sulaiman Haikal. Tercatat negara-negara yang menyampaikan selamat adalah Australia, Malaysia, Singapura dan Ceko.
Oleh karena itu Haikal meminta agar para kandidat dan timses paslon 01 dan 03 bisa legowo dan menghentikan berbagai tuduhan dan retorika kecurangan kepada pemerintah khususnya pelaksana pemilu. “Tuduhan-tuduhan tersebut selain harus dibuktikan, jikapun ada tidak akan signifikan dalam mengubah hasil pemilu 2024. Terlebih di era sosmed sekarang ini, sangat sulit melakukan kecurangan karena akan dengan mudah ditemukan dan diviralkan,” tutup Sulaiman Haikal.