Oleh : Sholihin MS (Pemerhati Sosial dan Politik)
Sudah dua kali insiden kepada Anies: Pertama, ketika di Pontianak, seorang laki-laki bertopi putih yang merangsek mendekati Anies lalu menampar pipi Anies, yang kedua, terjadi di Tasik seorang laki-laki kekar berkaca mata bertopi putih lalu dengan merangkul kuat tampak seperti mau membanting Anies dan menggigit kuping.
Melihat dari cara berpenampilan dan perlakuan kasar kepada Anies, mereka berdua bukan pendukung Anies yang sebenarnya. Disinyalir mereka adalah penyusup yang disuruh seseorang karena dibayar. Modus semacam ini terus berulang dan jika ketangkap lalu pura-pura ODGJ.
Ada beberapa kejanggalan yang bisa ditelusuri dari tindakan kedua laki-laki ini ;
Pertama, Bertopi untuk menutupi wajah.
Atribut yang digunakan selain topi adalah helem dan penutup wajah yang seperti kain dan kacamata. Laki-laki yang di Tasik dilihat dari penampilan memang tampak seorang preman yang perlente. Tapi menjadi aneh ketika ditanya suaranya gagap seperti orang bloon dan gak waras. Diduga kuat ini modus yang disengaja. Dan kostum yang digunakan audah direncanakan untuk melindungi identitas dirinya.
Kedua, Cara menyerobot merangsek kerumunan.
Melihat gerakan lambat cara kedua laki-laki ini mendekati Anies sebenarnya sudah mencurigakan. Jika pendukung Anies yang berniat baik tidak lebih dari mengulurkan tangannya untuk bersalaman. Tapi kedua laki-laki justru bukan mau bersalaman. Yang pertama tangannya diarahkan ke area kepala (yang akhirnya menampar pipi Anies), laki-laki yang kedua justru malah memaksa berangkulan secara erat di tengah kerumunan. Tindakan laki-laki kedua ini memang menyolok punya niat tidak baik.
Ketiga, pengawalan Anies
Sebenarnya Anies lebih senang tidak dikawal ketat. Tapi demi keselamatan diri, pengawalan Anies perlu diperbaiki. Tidak perlu harus menjaga jarak, tapi antisipasi terulang kembali insiden itu para pengawal harus bisa membaca penampilan dan gerak tubuh orang-orang yang mencoba mendekati Anies. Insiden pertama dan kedua penampilannya hampir sama : menutup kepalanya dengan topi, yang kedua malah berkaca mata. Penutup kepala (kadang juga wajahnya) adalah ciri khas orang berniat buruk, tujuannya menutupi identitas dirinya
Keempat, Kejelian kameramen yang di belakang orang-orang yang mau mendekati Anies.
Harus ada kamera yang khusus mengamati gerak-gerik orang-orang yang mau mendekati Anies minimal dari radius 1-5 meter terpantau dengan jelas. Paling tidak dari tiga arah : depan, samping kanan dan samping kiri (yang di belakang terhalangi oleh rombongan)
Kelima, Memperbaiki SOP
Dengan dua kejadian tersebut, kita khawatir kejadian bakal berlanjut dan berulang. Apalagi justru kejadian ini setelah ada peringatan dari Mendagri Tito Karnavian tentang Capres yang bisa terbunuh saat kampanye. Orang lalu menghubung-hubungkan keterkaitan insiden tersebut dengan pernyataan Tito.
Pernyataan Tito sendiri masih tanda tanya : mengapa Tito tiba-tiba menyampaikan hal itu, apakah Tito mengendus ada pihak lain yang merencanakan pembunuhan terhadap Anies (dari geng Sambo dan Fadil Imran), atau justru Tito sendiri karena kebencian Rezim Jokowi terhadap Anies bakal melakukan operasi senyap menghabisi Anies apakah menggunakan : 1. aparat kepolisian (yang menyamar), 2. BIN, 3. pembunuh bayaran, 4. unsur PKI, atau 5. ODGJ (setingan). Selama ini yang berperan di lapangan adalah yanh ke-4 dan ke-5.
Sepertinya negara tidak maksimal dalam melindungi warganya, khususnya tokoh-tokoh oposisi termasuk capres 01. Walaupun secara Undang-undang setiap capres-capres yang sudah diresmikan KPU wajib dikawal dan difasilitasi, tapi perlakuan rezim dan bawahannya terhadap capres-cawapres 01 (dan sebagian kepafa 03) sangat diakriminatif. Tercatat 6 Pemda yang membatalkan (mendadak) kampanye paslon 01, sampai-sampai tidak mengizinkan lapangannya untuk landing pesawat atau helikopter yang dinaiki Anies Ini adalah kezaliman nyata pemerintah terhadap warganya sendiri.
Selain menghimbau Pemerintah untuk bersikap adil dan netral, kepada pars pengawal Anies untuk selalu waspada dan siap sedia mengawal dan menjaga Anies dengan sebaik-baiknya, seketat-ketatnya. Semoga Allah selalu melindungi Anies dan Cak Imin dari setiap individu atau pihak yang berniat jahat terhadap keduanya. Aaamiin.
Bandung, 24 J. Akhit 1445