Oleh : Sholihin MS (Pemerhati Sosial dan Politik)
Watak asli Prabowo mulai ditampakkan ke publik : Arogan, sombong, dendam, ambisius, dan mudah emosi. Padahal usia makin sepuh, kesehatan makin udzur menuju pikun, daya nalarnya mulai menurun sehingga kalau menjawab pertanyaan suka tidak nyambung.
Baru-baru ini Prabowo menolak bersalaman dengan Kiai kampung dan juga Anies Baswedan. Entah apa yang ada dalam hati dan pikiran Prabowo dengan “melecehkan” ulama di hadapan umum.
Bahkan Prabowo pernah bersikap “melecehkan” ulama dan habaib. Mungkin watak aslinya memang benci ulama dan habaib, sehingga dengan angkuhnya melalui Grace Natalie Prabowo menyesal telah didukung para ulama dan umat Islam.
Saat ini dukungan rakyat kepada Prabowo di Gerindra (tanpa dukungan ulama) mungkin tinggal 4-7 %, jika ditambah dukungan partai-partai koalisi Indonesia maju mungkin tinggal 15-19 %.
Kalau mau mengacu kepada hasil polling atau hasil survey lembaga-lembaga survey independen seperti ILC (Prabowo 19%), CNBC (Prabowo 15.6%), Iwan Fals (Prabowo 12.8%), dll. Kata google trend :
“Google Trends 30 Hari Terakhir: Anies Memuncak, Ganjar Stagnan dan Prabowo Merosot”
Hanya survey pesanan (rezim) dan abal-abal yang selalu menempatkan pasangan Prabowo-Gibran (Pra-Bran?) atau Ganjar yang selalu di puncak, dan Anies selalu di posisi buncit, konon (sudah dipatok) di angka 17%?.
Lembaga-lembaga survey yang selalu mengunggulkan Prabowo/Ganjar (seperti Indikator, SPIN, Indo Barometer, SMRC, LSI Denny JA, Poltracking, Charta Politika, dll) tidak perlu dipercaya karena tujuannya untuk penggiringan opini.
Apalagi setelah Prabowo berpasangan dengan Gibran, elektabilitas Prabowo semakin merosot.
Hanya kecurangan yang dilakukan oleh “perintah” kekuasaan Jokowi yang bisa merubah (menaikkan) perolehan suara Pra-Bran. Jokowi atau Gibran sudah beberapa kali melakukan pelanggaran aturan KPU, tapi Bawaslunya bungkam pura-pura tidak tau.
Walaupun Jokowi telah menyatakan akan netral, Prabowo ingin agar Pemilu jujur, dan Gibran juga tidak mengakui adanya kecurangan bahkan menantang yang menuduh Pemilu curang untuk membuktikannya, tapi fakta di lapangan berbagai kecurangan Pemilu sudah berjalan. Mulai dari bagi-bagi sembako bergambar capres-cawapres, menggunakan fasilitas negara untuk mendukung paslon tertentu, pengerahan aparat kepolisian Negara untuk pasang baliho paslon tertentu, pengerahan aparat desa untuk mendukung calon tertentu, intimidasi kepada lembaga-lembaga negara dan kampus-kampus untuk menolak penggunaan bagi capres-cawapres tertentu tapi boleh untuk capres-cawapres dukungan rezim, Bawaslu yang tidak netral, sampai arahan kepada parpol-parpol untuk hanya mendukung paslon dukungan rezim Jokowi.
Sepertinya trio manusia ini : Jokowi-Gibran- Prabowo seperti setali tiga uang, yang akan membawa kemunduran Indonesia, karena mereka sama-sama membangun kebohongan, kezaliman, dan intimidasi.
Indonesia sedang dalam proses penghancuran berbagai tatanan kehidupan secara perlahan, tapi anehnya para Ketum Partai Koalisi bukannya berusaha untuk menghentikannya, malah ikut menceburkan diri kedalam kolam lumpur untuk merusak seluruh isi kolam yang masih bersih.
Saatnya rakyat bangkit untuk melawan segala bentuk kezaliman dan perusakan negara dari para “preman-preman” negara dan bangsa. Indonesia harus segera diselamatkan.
Semoga Allah memberikan perlindungan kepada negara dan bangsa Indonesia.
Bandung, 10 J.Awwal1445