Presiden Joko Widodo (Jokowi) menebar teror kepada siapa saja yang tidak bisa memenangkan pasangan Prabowo-Gibran di Pilpres 2024.
“Penggunaan teror berlaku efektif bagi Jokowi dengan tindakan dan ancaman copot jabatan. Untuk merusak pemikiran dan ketidak pastian. Kelompok sasaran harus menyerah dan ketakutan,” kata Koordinator Kajian Politik Merah Sutoyo Abadi kepada redaksi www.suaranasional.com, Senin (20/11/2023).
Bahkan ketakutan tersebut telah menyebar untuk PLT para Gubernur, Walikota/Bupati, dengan wewenang penuh oleh Mendagri atas perintah dan persetujuan Presiden untuk mengganti kapan saja setiap saat apabila tidak loyal pada perintah atasannya.
“Tugas utama mereka adalah mensukseskan Capres/Cawapres yang harus di menangkan oleh Jokowi,” jelasnya.
Kata Sutoyo, Jokowi sangat menjaga keadaan sangat rentan adalah pengamanan orang orang di sekelilingnya termasuk pengamanan jabatan keamanannya baik Polri-TNI, mutlak tidak boleh lemah sepenuhnya harus dalam pengawasan dan kendalinya. Bersama para oligarki dan sangat mungkin bersama RRC untuk menjaga keamanannya.
“Inti teror, menciptakan ketakutan yang mendalam, yang sangat menguasai, sampai tidak ada kekuatan yang sanggup mengelola dan menyingkirkannya secara normal,” jelasnya.
Faktor dominan bukan hanya faktor kekuasaan Jokowi sebagai kepala negara, tetapi juga faktor kekuasaan kepemilikan finansial yang jauh hari sudah dalam kondisi siap untuk mengatasi dan mengendalikan segala ancaman apapun yang terjadi .
Sutoyo mengatakan, teror sesungguhnya perang urat saraf. Untuk melawan, korban teror tidak boleh larut dalam ketakutan. Harus mampu membuat strategi tandingan yang efektif dan pertahan harus tetap rasional sebagai garis depan pertahanannya.
Apakah kekuatan Jokowi pada posisi segalanya tidak bisa dihentikan dan super digdaya. Tentu saja tidak karena kekuatan rakyat yang merasakan kekuasaan sudah menyimpang dan membahayakan kehidupan negara. Teror Jokowi bisa dimusnahkan dan dihentikan mendadak oleh rakyat sebagai pemilik kekuasaan yang sesungguhnya
“Capres Prabowo Subianto, Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan harus memiliki komitmen bersama yang kuat Pilres 2024 benar benar sebagai pesta demokrasi rakyatnya. Apabila sampai terjadi huru hara kerusuhan akibat Pilpres curang, maka kerusakan bahkan kehancuran negara sebagai taruhannya,” pungkasnya.