Indonesia makin dikuasai China setelah poros Jakarta-Beijing makin menguat di era pemerintahan Joko Widodo (Jokowi). China melakukan investasi di Indonesia dengan menggusur warga lokal dan mendatangkan penduduk dari negeri Tirai Bambu.
“Poros Jakarta-Beijing makin kuat di era Jokowi bahkan warga Negeri Tirai Bambu leluasa masuk dan ikut mengatur negara, bahkan sebagian mereka telah memiliki partai politik tersendiri dan beberapa etnis Cina sudah bisa sebagai pejabat negara sekelas Walikota dan lainnya,” kata Koordinator Kajian Politik Merah Putiih Sutoyo Abadi kepada redaksi www.suaranasional.com, Jumat (29/9/2023).
Kata Sutoyo, jaringan bisnis China lebih leluasa dalam mengembangkan modal sosial dan budaya yang dimiliki dengan “bonding” , yaitu memperkuat ikatan dan kohesi dalan kelompok jaringan sosial serta memperkuat “brigding dan linking”-nya di Indonesia.
“Jaringan bisnis China antara lain melalui naga oligarki makin kuat makin menggurita dan tentakelnya sudah menguasai seluruh wilayah Nusantara,” jelasnya.
Kuatnya poros Jakarta-Beijing era Jokowi, kata Sutoyo dimanfaatkan etnis China di Indonesia untuk menguasai sumber daya alam dan menguasai jalur informasi, produksi, dan distribusi barang. “Bahkan etnis China sudah mampu menguasai dan memanfaatkan modal politik, sosial, budaya dan ekonomi bahkan sudah menguasai kebijakan politik pemerintah,” ungkap Sutoyo.
Keruntuhan negara sudah di depan mata tanpa disadari oleh para pemangku kekuasaan saat ini. Ironisnya dikembangkan bahkan dilindungi sekedar ikut mengais makan atas nama investasi China di Indonesia.
“Hanya ada jalan untuk mengatasi pertempuran ini, negara mutlak harus segera kembali ke UUD 45. Kalau tidak warga negara pribumi dan anak cucu kita akan terbunuh, dibunuh dan terusir dari tanah airnya,” pungkasnya.