Perlawanan masyarakat Melayu di Rempang terhadap taipan yang menggusur tanah warga setempat merupakan awal akan terjadinya revolusi di era Jokowi.
“Perlawanan rakyat Rempang bukan hanya benturan rakyat dengan penguasa juga akan menjadi awal akan terjadinya revolusi. Ketika rakyat sudah melawan kekuasaan pasti jatuh dan jebol berantakan,” kata Koordinator Kajian Politik Merah Putih Sutoyo Abadi kepada redaksi www.suaranasional.com, Selasa (12/9/2023).
Kata Sutoyo, Rezim Jokowi telah berpihak kepada taipan yang menyerobot tanah warga Rempang demi investasi.
“Yang selama ini telah merampas tanah rakyat di mana mana dengan back up penguasa sebagai boneka pengusaha / oligarki yang sudah merasa sebagai penguasa dan pemilik negara Indonesia,” jelasnya.
Kata Sutoyo, secara konseptual maupun secara teoritis, penguasa hari ini mengaku diri sebagai pemerintahan demokrasi. Namun akibat Pancasila sudah di abaikan proses demokrasi justru terus menimbulkan bara api.
“Dampaknya sangat tragis, akan dan sudah melahirkan dampak benturan bahkan pertengkaran fisik baik antara rakyat dengan aparat keamanan negara, juga benturan fisik antara rakyat dengan rakyat mulai terjadi,” paparnya.
Proses demokrasi Pancasila yang mengedepankan kebersamaan saling menghormati dan saling menghargai disasarkan rasa kekeluargaan, hilang di telan model demokrasi korporasi.
Ditengarai dan ditandai dari wajah dan ruang berpolitik bukan hanya sangat dekat bahkan sudah masuk pada praktek cost politik atau bahkan money politik, perpolitikan di tanah air. Keduanya telah menjadi satu kesatuan dalam proses demokrasi korporasi yang sadis di Indonesia saat ini.
“Dampaknya sangat krusial dan nyata bagi keberlangsungan pemerintahan. Penguasa didikte oleh pengusaha. Penguasa dalam artian “pemerintah hanya menjadi pelayan bagi pengusaha oligarki beserta kekuatan finansialnya,” pungkas Sutoyo.