Suhu politik jelang 2024 memanas. Para bakal calon presiden semakin intens memikat calon pemilih dengan berbagai cara, mulai dari cara yang santun hingga cara-cara tidak beretika.
Mantan Pangdam I/Bukit Barisan Mayjen (Purn) Tri Tamtomo menyoal kampanye bakal calon presiden (bacapres) yang memanfaatkan kedekatan dengan orang nomor satu di Indonesia, Joko Widodo. Dalam berkampanye, Tri Tamtomo meminta bacapres yang ada kedekatan khusus dengan Jokowi untuk tau diri dan melihat respon dari masyarakat.
“Ini ada dua bakal calon presiden yang sering nempel Jokowi. Dua bakal calon itu harus tau diri juga. Masyarakat melihat itu ‘eneg’. Neg, kurang suka. Madatan amat loe, orang Betawi bilang. Apakah ada jaminan, bahwa bacapres yang suka selfie dengan Jokowi pasti akan menang? Manusia merencanakan, Allah yang menentukan. Kalau nawaitu-nya benar, konsepnye berpihak kepada rakyat dan kebangkitan bangsa, Allah akan memberikan yang terbaik,” tegas Tri Tamtomo kepada itoday (05/09/2023).
Mantan anggota Komisi I DPR RI ini mengingatkan, ada kejengahan masyarakat dalam menyikapi kampanye bacapres yang memanfaatkan hubungan dekat dengan presiden.
“Orang deket maupun tim bacapres jangan menghalalkan segala cara. Harusnya melihat apakah ada kejengahan dari masyarakat. Harus ada adu gagasan. Selfie mungkin tanpa ongkos, dan bisa dilihat oleh masyarakat secara umum. Tetapi respon masyarakat harus dilihat. Masyarakat kita cukup sengsara sekian tahun, dibohongi dengan kebohongan demi kebohongan,” kata Tri Tamtomo.
Tri Tamtomo meminta tim sukses masing-masing bacapres menyiapkan konsep kampanye yang menitik beratkan pada program unggulan. “Mudah-mudahan tiga bacapres yang juga putra terbaik bangsa ini dengan kapasitas diri bisa memberikan yang terbaik. Tukang kipas, ‘tukang batu’, dan tukang sabun, harus minggir! Biarkan tiga bacapres bertarung dengan gagasan dan programnya,” tegas Tri Tamtomo.
Diskusi lengkap dengan Mayjen (Purn) Tri Tamtomo klik di sini https://youtu.be/JFVBVbaelaM
Menurut Tri Tamtomo, dalam berkampanye, bacapres dan tim sukses wajib memberikan pelajaran politik yang benar. Yakni, tidak mengajarkan rakyat menjadi pembohong dan tidak beranggapan suara rakyat bisa dibeli.
“Yang diminta rakyat itu ide, bukan okol, bukan duit! Ini semua semu! Jangan ajarkan rakyat menjadi pembohong. Dukung mendukung pasti menggunakan siasat. Tetapi, jika berambisi yang penting menang, berarti akan menghalalkan cara apapun. Ada yang bagi sembako, tempel stiker, bagi-bagi kendaraan roda dua, apakah ini pas dalam rangka memberikan pembelajaran politik yang benar kepada masyarakat? Ini pola lama, politik uang jangan dijalankan lagi. Justru ini menimbulkan segmentasi di dalam masyarakat. Jangan masyarakat jadi korban keserakahan untuk mendapatkan kursi kekuasaan melalui cara-cara yang tidak benar”pungkas Tri Tamtomo.