Oleh : Sholihin MS (Pemerhati Sosial dan Politik)
Kekuatan pengaruh Jokowi diambang kehancuran. Apa pun yang akan dilakukan Jokowi, apakah mau membangun politik dinasti, menyogok para begundal politik di lembaga legislatif dan yudikatif, ataupun mau minta didukung seluruh partai koalisi pemerintah, nasibnya tidak bakal tertolong, apalagi para kader dan pendukung semua partai pemerintah (Gerindra, Golkar, PAN, dan P3) sudah menjadi pendukung Anies.
Jika kekuatan Jokowi saat ini dikerahkan untuk mendukung Prabowo, sebagaimana hasil survey Litbang Kompas, perolehan suaranya tidak akan melebihi 18%. Baik Prabowo maupun Ganjar, keduanya sebagai pendukung dan penerus program-program Jokowi, menurut lembaga-lembaga survey independen, suara keduanya tidak akan lebih dari %. Artinya, suara Anies akan melebihi 50% sehingga Anies akan bisa menang satu putaran. Dan Anies harus menang satu putaran. Jika Anies harus maju ke putaran kedua, sangat riskan di putaran keduanya.
Jika capres (tinggal) dua calon, dikhawatirkan tragedi 2019 akan terulang lagi. Sampai saat ini tidak ada komitmen dari KPU, Bawaslu, dan MK akan bertindak netral di Pilpres 2024. Sedangkan Jokowi sendiri sudah terang-terangan untuk ikut cawe-cawe (melakukan kecurangan).
Dengan pertolongan Allah, seluruh makar Jokowi untuk menggagalkan Anies telah digagalkan. Sekuat apa pun makar Jokowi tidak akan mampu mengalahkan makar Allah.
Tahun 2024 Jokowi harus lengser dan berbagai kasus hukum sudah menantinya. Jokowi tidak akan selamat (dari berbagai kasus hukum dan pelanggaran HAM berat).
Nasib Jokowi akan seperti Mantan Presiden Amerika Donald Trump, atau Mantan PM Thailand Shinawatra yang berakhir di jeruji besi. Jokowi harus merasakan “hukuman” di dunia ini atas berbagai kejahatannya selama menjadi Presiden, sebelum akhirnya akan dijebloskan ke dalam lembah siksaan di akhirat.
Kecuali jika dia bertobat secara nasuha Mungkinkah itu dilakukan Jokowi ?
Wallahu a’lam
Bandung, 11 Shafar 1445