Perlawanan rakyat kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) makin membesar dengan demo buruh yang diikuti berbagai komponen masyarakat lainnya.
“Surplus fanatisme ke penguasa saat ini sedang membesar bersamaan perlawanan rakyat makin membesar. Wajar Jokowi kebingungan membaca hasil survei abal abal bisa membuat otaknya pecah berantakan,” kata Koordinator Kajian Politik Merah Putih Sutoyo Abadi kepada redaksi www.suaranasional.com, Jumat (11/8/2023).
Kata Sutoyo, demo besar akan menjadi people power yang menjatuhan kekuasaan saat ini. Para demonstran akan bermalam di jalan-jalan dan roda pemerintahan macet total.
“Gelombang demo yang akan berubah menjadi kekuatan people power sudah tidak bisa lagi dihindari. Rintihan diahir kehidupannya sudah tidak berguna. Tiba waktunya hukuman rakyat akan menimpanya. Jokowi dalam bahaya,” paparnya.
Sutoyo mengatakan, Jokowi selalu mengabaikan para demonstran yang meminta berbagai tuntutan mulai dari Omnibus Law dicabut sampai pembantalan UU Kesehatan.
“Jalan pintas harus menghindar dari para demo buruh dan lebih senang kunjungan kerja ke Jawa Timur. Muncul lah dugaan masyarakat luas ini lari dari demo aspirasi rakyatnya lebih baik tengok bebek berdialog dengan bebek, terbebas dari para bebek yang bandel melawan,” tegasnya.
Bagi Jokowi, kata Sutoyo, para demonstran dianggap sampah yang tidak perlu didengarkan bahkan ditindaklanjuti tuntutannya.
“Kata lain aspirasi rakyat tetap akan dianggap sampah justru mendapatkan persekusi dengan berbagai rekayasa, penguasa atau JW tetap ingin aman dari gangguan kritik masyarakat. Ini sinyal penguasa akan berubah menjadi “tiran”,” pungkasnya.