Presiden Joko Widodo (Jokowi) sudah terlalu banyak bohongnya seperti pernyataan tidak ada bagi-bagi kekuasaan. Namun fakanya mantan Wali Kota Solo bagi-bagi kekuasaan.
“Kita bisa bayangkan saya masih ingat janji-janjinya Jokowi sebelum menjadi presiden, 90 persen tidak ada yang terselesaikan. Kebohongan yang dilakukan Jokowi sudah Terlalu Banyak,” kata mantan Danjen Kopassus Mayjen (Purn) Soenarko dalam video yang beredar.
Kata Soenarko, menteri-nya Jokowi juga melakukan kebohongan seperti yang pernah diucapkan Mahfud MD. “Menteri juga begitu, Mahfud MD sebelum menjadi menteri pernah mengatakan, ‘pemimpin yang sudah tidak mendapat legitimasi dari rakyat harus turun’. Sekarang rakyat minta Jokowi turun, ditemui juga tidak. Padahal Jokowi pernah mengatakan, ‘rindu didemo’, para pendemo tidak pernah ditemui untuk berdiskusi,” papar Soenarko.
Ia mengatakan, di era modern dengan membanjirnya informasi bisa dilihat jejak digital seorang pemimpin. “Di era modern murah mendapatkan informasi jangan berkata bohong, jangan menipu rakyat. Semua berdampak kepada ketidakpercayaan pada pemerintah,” tegas Soenarko.
Soenarko juga menyebut ada menteri di pemerintahan Jokowi yang sombongnya merasa tidak bisa mati dengan mengatakan ‘jangan tantang-tantang gua saya tentara’
“Dia digaji dari rakyat, rakyat tanya dimarahi. Saya ikut menandatangani petisi untuk mamzulkan Jokowi. Itu suara rakyat. Bentuk kejengkkelan rakyat terhadap pemerintah ini akibat keterputusan komunikasi. masalah keadilan, segi hukum, politik, pemerintah menganggap rakyat itu buta, tuli dan tolol,” pungkasnya.