Mayoritas pengguna media sosial (medsos) khususnya Twitter menyetujui dokter Ngabila Salama dipindah ke Mentawai untuk melayani masyarakat setempat.
“Setujukah jika Dr @Ngabila Menggantikan Posisi Rahmat ziki Di mentawai ? Agar Dr @Ngabila Bisa lebih fokus kerja Tidak Sosmed-an Terus & bisa langsung melayani masyarakat Dan juga Agar Beliau Tau Keras nya Hidup NAKES di pedalaman
Setuju Atau Tidak Setuju Komen dibawah ya 👇👇,” tulis akun Twitter @M4vikalp, Rabu (26/7/2023).
Pemilik akun Twitter @nyonyahsyuper menyetujui. “Setuju banget,” ungkapnya.
Sedangkan pemilik akun Twitter @marisa_waha8 mengusulkan dokter Ngabila bisa bekerjasama dengan Rahmat di Mentawai.”Gak perlu menggantikan sih, tapi kerja bersama mas Rahmat di pelosok Mentawai sana. Biar dia ngerti gmn tantangan jd nakes di pelosok. Btw, sy lebih ikhlas klo Rahmat ini yg DIGAJI 34 JUTA 😄 krn kerjanya perawat merangkap dokter,” jelasnya.
Akun Twitter @safarmusafir2: Setuju. Biar THP nakes di pedalaman lebih tinggi dan on time. Karena dia teman dekat menkes.
Kepala Seksi Surveilans, Epidemiologi, dan Imunisasi Dinas Kesehatan DKI Jakarta Ngabila Salama telah diperiksa Inspektorat DKI Jakarta pada Rabu (24/5). Panggilan ini guna mendalami laporan harta kekayaan pejabat negara alias LHKPN milik perempuan tersebut.
“Kalaupun beliau belum menyampaikan laporan harta kekayaan yang sesungguhnya, tentu kami akan mendorong untuk segera melakukan perbaikan dan kami koordinasikan dengan KPK,” kata Inspektur DKI Jakarta Syaefuloh Hidayat, dikutip dari Merdeka.com
Ngabila menjadi perhatian usai memamerkan gajinya senilai Rp 34 juta di Twitter pribadinya, @ngabila. Tapi sekarang cuitannya telah dihapus dan Ngabila meminta maaf atas perilaku tersebut. Begini penggalan cuitan tersebut:
“Saya teman Menkes, tiap saat bisa saya kritik kapan saja. Saya bukan bawahannya. ASN mah kalau mau jilat itu jilat atasannya langsung promosiin. Saya eselon 4 di DKI, THP sudah Rp 34 juta sebulan, ngapain capek-capek jadi eselon 2 Kementerian (Kesehatan). Kalau enggak kenal saya, jangan nakal,” kata Ngabila dalan cuitannya.
Siapa Ngabila Salama?
Ngabila Salama lahir di Jakarta pada 25 Oktober 1989 dan merupakan alumni SMAN 8 Jakarta angkatan 2007. Dari pemberitaan media, ia diterima di dua fakultas kedokteran yakni di Universitas Indonesia dan Universitas Airlangga. Ngabila lalu memilih Universitas Indonesia sebagai tempat menuntut ilmu dan lulus pada Agustus 2012.
Setelah mendapat gelar Sarjana Kedokteran, ia melanjutkan program dokter internship setahun di Kalianda, Lampung Selatan. Barulah pada 2014 Ngabila resmi menjadi Calon Pegawai Negeri Sipil Pemda DKI Jakarta. Bersamaan dengan itu, dia juga melanjutkan pendidikan master di Fakultas Kesehatan Masyarakat UI dan lulus pada Januari 2017.
Ngabila naik pangkat ke jenjang yang lebih tinggi dengan gelar master itu. Ia memegang program TBC di suku dinas kesehatan Jakarta Timur. Setelah dua tahun di program TBC, ia dilantik sebagai pejabat eselon IV, yakni Kepala Seksi Surveilans Epidemiologi dan Imunisasi Dinkes DKI Jakarta.
Di jabatan terakhir inilah ia makin dikenal oleh masyarakat. Ngabila kerap memberikan informasi terkait kasus Covid-19 kepada media. Ia pun sudah menerbitkan 13 publikasi jurnal penelitian internasional dengan data Covid-19. Dengan penelitian ini ia memperoleh penghargaan nasional dan menjadi panitia kesehatan KTT G20 di Bali pada November 2022.