Manuver Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang bermain dua kaki dengan memberikan dukungan ke Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto membuat Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri tidak nyaman. Putra Jokowi, Gibran dan Kaesang melakukan manuver politik yang dinilai tidak sesuai garis politik PDIP.
“Jokowi dan Keluarganya membikin Bu Mega tidak tidur nyenyak, mereka terus menggoda seakan berbeda dengan keputusan DPP PDIP,” kata Penasihat Repdem Beathor Suryadi kepada redaksi www.suaranasional.com, Jumat (23/6/2023).
Politik zigzag yang dilakukan Jokowi, kata Beathor membuat Megawati memberikan pernyataan bahwa petugas partai harus mewujudkan lima mantap kader yaitu mantap ideologi, mantap organisasi, mantap kader, mantap program dan mantap sumberdaya.
Selain itu, untuk menjadikan PDIP sebagai partai pelopor, partai yang solid dengan Lima Disiplin, yaitu disiplin ideologi, disiplin teori dan pemikiran, disiplin organisasi, disiplin tindakan dan gerakan.
“Dalam berapa kesempatan Bu Mega terus mengulang makna petugas partai yang harus disiplin dalam wujud 5 mantap kader,” ungkap mantan tahanan politik era Soeharto ini.
Menurut Beathor, pidato keras Megawati atas Relawan Jokowi yang ingin menentukan Calon Presiden PDIP dengan memanfaatkan kedekatannya terhadap Jokowi telah dipatahkan. “Bahkan Mega mengatakan relawan itu hanya sekedar sukarelawan, berdasarkan UU No 7 yang berhak adalah partai politik atau gabungannya,” paparnya.
Sebagai wujud kekesalan Megawati terhadap Jokowi, kata Beathor kader PDIP seluruh Indonesia akan melakukan show of force 24 Juni 2024 di Gelora Bung Karno. “Jika masih bandel, solusinya Bu Mega cabut mandat petugas partai,” pungkas Beathor.