Oleh: Memet Hakim Pengamat Sosial dan Ketua Wanhat APIB
Ada berita menarik beberapa hari ini, banyak berita memuat kemungkinan Golkar merapat ke kubu koalisi perubahan. Tentu jika benar ini merupakan langkah brilian para pengambil keputusannya.
Kenapa disebut brilian ? Pertama karena keberaniannya lepas dari cengkeramanan koalisi penguasa. Yang kedua adalah hitung-hitungan benefit, tentu lebih menarik. Umur koalisi penguasa tidak sampai 2 tahun lagi, tapi jika bergabung dengan kubu koalisi perubahan dapat ikut dalam kabinet baru 5-10 kedepan. Kedudukan di koalisi pengusaha saat ini Golkar cuma pelengkap, diatur oleh Jokowi petugas partai, sedang di kubu koalisi perubahan ada kesetaraan dan dikoordinor oleh petugas rakyat yang diyakini amanah.
Status para pendukung koalisi perubahan adalah “pejuang”, sehingga Golkar harus siap membantu di dalam kabinet sebagai pejuang, bukan sebagai kapal keruk. Kendati demikian Golkar ikut memiliki kehormatan dan kebanggaan sebagai pejuang. Keberhasilan suatu partai atau individu tidak dilihat dari berapa banyaknya kekayaan, mewahnya raker di hotel bintang 5, mobil mentereng, tapi dari keberhasilannya mengangkat derajat rakyat terutama pribumi yang saat ini tertindas.
Dilihat dari sisi yang lain, koalisi perubahan akan bertambah mantap, partai Demokrat tidak akan dikejar-kejar Moedoko cs, karena memang tidak ada manfaatnya lagi. Perhitungan diatas kertas Golkar akan lebih nyaman dan bisa berbuat lebih banyak untuk negara dan bangsa di dalam koalisi perubahan ini. Perolehan suara pileg juga akan ikut bertambah besar.
Jokowi ditinggalkan kedua partai yang dianggap kuat ini tentu akan merasa kesepian.
Golkar jangan sampai hijrah ke koalisi perubahan, karena ada iming-iming jabatan, bagi2 kue dan peluang korupsi. Jika itu niatnya sebaiknya dibatalkan aja, karena kelak akan tidak akan berjuang untuk mengubah nasib bangsa dan negara. Percayakan saja pada partai yg telah lebih dulu bergabung, yakinlah ke-3 partai pengusung Anies itu pejuang semua. Mereka berjuang bersama relawan yang begitu banyak dan ada di seluruh Indonesia.
Seandainya ada partai lagi yg akan bergabung tentu akan lebih baik. Jika partai terlalu banyak syaratnya untuk bergabung, lupakan saja, karena mind setnya masih menggunakan mind set lama, ujungnya justru akan menjadi beban bukan membantu.
Akbar Tanjung & Jusuf Kala kalau tidak salah sudah memberi sinyal baik. Walau demikian jika benar Golkar mau hijrah tentu harus siap dengan tekanan seperti yang dialami Nasdem & Surya Paloh. Semoga saja semuanya berjalan sesuai dengan pilihan terbaik bagi Golkar, bagi bangsa, bagi negara dan tentu bagi rakyat Indonesia
Bandung, 7 Juni 2023