Dalam melaksanakan Qurban harus dikelola secara baik dari segi kepanitian, pemasok hewan maupun pendistribusian daging sehingga tepat sasaran.
“Lembaga yang melaksanakan Qurban harus melakukan manajemen secara baik melalui perencanan. Pertama, value Qurban di organisasi. Hal ini penting untuk disampaikan oleh pengadaan dan pendistribusian Qurban. Kedua, produk atau spesifikasi apa saja yang disediakan atau dijanjikan. Ketiga, jangkauan, dalam sekala jumlah hewan yang akan disiapkan dan menjangkau seberapa jauh tempat yang akan dijadikan sasaran pendistribusian. Keempat, pola distribusi. Sebagai pemasok atau sekaligus mitra salur Qurban,” kata Leader Squad Qurban Human Inisiatif, M Miftahul Surur dalam Webinar yang dilaksanakan Akademizi bertemakan “Dari Ramadan Menuju Qurban”, Rabu (24/5/2023).
Manajemen pendistribusian Qurban, kata Miftahul Surur dimulai input dari orang yang akan melaksanakan qurban (mudhokhi). “Data transaksi, data harus valid, nama pengqurban,” paparnya.
Menurut Miftahul Surur, kecepatan dan kemudahan informasi yang diakses oleh donatur menjadi kunci penting kepercayaan pelanggan dalam berqurban.
Sedangkan GM Zakat Funding Pusat IZI Muhammad Ardhani mengatakan, Ramadan dan Qurban menjadi primadona kegiatan tahunan yang harus dimaksimalkan. “Data OPZ hampir 40-50 persen capaian tahunan lembaga pada Ramadan dan Qurban,” jelasnya.
Kata Ardhani, ada perbedaan mudhokhi dengan pembayar zakat. Orang yang berqurban tidak dibatasi haul (kepemilikan harta selama setahun) dan nisab. “Ada orang tidak berkewajiban zakat tetapi melaksanakan Qurban,” ungkap Ardhani.
Perbedaan lainnya, kata Ardhani, zakat dan infak selain dikeluarkan saat Ramadan juga dapat dikeluarkan di luar Ramadan. “Ibadah Qurban dilaksanakan satu tahun sekali pada 10, 11, 12, 13 dan 14 Zulhijjah,” paparnya.
Direktur Program Wahdah Inspirasi Zakat (WIZ), Taufiq Ashari Suaib, mengatakan proses pelaksanaan Qurban harus dipastikan dari awal terlebih momentum tahun ini banyak pengeluaran biaya seperti masuk sekolah. “Kita mengingatkan waktu pelaksaan Qurban, melakukan edukasi, termasuk fadilah-fadilah Qurban, menawarkan program Qurban,” jelasnya.
Menurut Taufik, program Qurban harus memiliki keunikan misalnya panitia dari anak-anak milenial atau penghafal Al Quran. “Keunikan lain, kemasan daging Qurban bukan dari bahan plastik tetapi bahan yang lebih ramah lingkungan. Daging Qurban juga dapat dibuat dalam bentuk kornet atau abon sehingga dapat didistribusikan kapan saja,” tegasnya.
Taufik mengatakan, tahun lalu WIZ meluncurkan program Tebar Qurban Nusantara, berbagi bahagia Qurban 1443 H hingga ke pelosok negeri khususunya daerah terdepan, terpencil, tertinggal, wilayah bencana serta minoritas.
Ia juga menjelaskan bahwa Tebar Qurban WIZ menargetkan penyaluran di luar negeri seperti Palestina dan untuk saudara kita yang mengungsi di Rohingya.
“Dalam kondisi ekonomi umat yang semakin sulit, program Qurban WIZ bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat untuk mau berqurban lewat edukasi dakwah tentang keutamaan dan ancaman orang yang tidak mau berqurban ketika mampu untuk menunaikannya,” ungkapnya.
Memasuki hari raya Qurban, edukasi tentang cara penyembelihan hewan juga sangat penting dilakukan. Pasalnya masih banyak penyelenggara Qurban yang belum mengetahui proses penyembelihan hewan qurban sesuai syariat Islam.
“Program Qurban WIZ juga mengedukasi para penyelenggara Qurban agar memiliki ilmu dalam memilih hewan qurban yang sehat dan layak serta metode dalam proses penyembelihan yang sesuai syariat Islam,” tegasnya.