Ganjar Pranowo tidak mempunyai kepedulian terhadap rakyat kecil seperti kasus Wadas di Purworejo dan Gunung Kendeng Rembang
“Kebrutalan terhadap rakyat seperti kasus Wadas makin marak terjadi jika Ganjar menjadi presiden Indonesia,” kata aktivis Molekul Pancasila Nicho Silalahi kepada redaksi www.suaranasional.com, Selasa (25/4/2023).
Pada kasus Kendeng, warga menolak penambangan dan pembangunan pabrik semen PT Semen Indonesia di Kabupaten Rembang dan Pati.
Mereka menilai pendirian pabrik dan penambangan batu gamping di pegunungan karst itu akan mengancam ketahanan pangan dan ketersediaan air yang telah dimanfaatkan untuk kebutuhan pertanian dan sehari-hari mereka.
Karena itulah beberapa ibu-ibu petani Kendeng mendatangi Istana Merdeka di Jakarta dan melakukan aksi menyemen kaki demi meminta dukungan Presiden Jokowi.
Hingga pada 2016, Mahkamah Agung mengeluarkan putusan yang memenangkan gugatan Jaringan Masyarakat Peduli Pegunungan Kendeng yang memerintahkan Gubernur Ganjar Pranowo mencabut izin lingkungan PT Semen Indonesia.
Tapi bukannya mematuhi putusan MA, Ganjar justru menerbitkan izin baru.
Kata Nicho, Ganjar juga tidak mempunyai kepedulian terhadap buruh. “Upah buruh di Jateng paling murah dan Ganjar membiarkan saja,” jelasnya.
Menurut Nicho, Ganjar lebih berpihak kepada pemilik modal daripada rakyat kecil. “Dengan alasan investasi, Ganjar mengabaikan lingkungan dan rakyat kecil,” ungkapnya.
Selama menjadi Gubernur Jateng, kata Nicho, tidak ada terobosan yang dilakukan Ganjar Pranowo. “Jateng stagnan dan tidak ada perubahan di bawah Ganjar Prabowo,” tegas Nicho.